Rabu, 27 April 2011

Chinatown Bangkok
























Ini malam ketiga saya di Thailand. Setelah puas siangnya ke seputar kawasan Banglamphu dan Dusit, sekarang saya mau dibawa teman saya ke China Town-nya Bangkok. Awalnya mereka berencana membawa saya ke Khao San road, tapi entah kenapa tidak jadi, mungkin banyak yang tidak bisa dilihat juga.

Kami pergi naik bus dari kawasan Phaya Thai ke China Town dengan bis, yang naudzubillah lama banget nungguin gak lewat-lewat. Akhirnya kami sampai di China Town jam 8 malam.

Ini adalah tur tercepat dan berkesan aneh yang pernah saya lakukan selama di Thailand.

Pertama, turnya hanya 1 jam, dari jam 8 sampai jam 9 saja. Itu pun kami hanya menelusuri jalan-jalan serta gang *worthless

Kedua, teman saya mengajak saya beli makan malam untuk saya di 7eleven. Memang ada nasi kotak yang tulisannya halal, tapi judulnya Sweet chicken with BLACK STICKY RICE. Ergh, itu adalah ayam bumbu manis tanpa tulang dan nasi ketan hitam yang lengket. Soal harga? Super murah, hanya 25 B/Rp. 7.500 saja. Nah, waktu membayar nasi ini sih gak ada masalah, saya tinggal setor uangnya, tapi tiba-tiba si kasirnya bicara sesuatu dalam bahasa Thai pada saya, yang otomatis saya nggak ngerti artinya...

Memang dia kira saya orang Thai apa... *ngaca

Lama saya bengong akhirnya saya bilang, "I don't understand" (kata-kata sakti saya setiap diajak ngomong sama orang Thai). Celingak-clinguk nyariin teman saya, eh teman saya juga raib entah kemana. Hwaduh, ditinggal translator pribadi ini bagaimanaaaa... Sepertinya si kasir itu juga nggak bisa bahasa Inggris, walhasil dia cuma bilang, "Microwave?". Ooh, maksudnya nawarin saya apa mau makanannya diangetin dulu di microwave, fiuh...

Di 7eleven ini saya juga iseng beli vitamin C dan coklat gambar lucu buat oleh-oleh, harganya 10 B/Rp. 3.000 untuk setiap item. Lumayan.

Teman saya lalu menanyakan, apa saya bisa makan malam hanya dengan itu saja, saya jawab, bisa. Bisa dong, dengan persiapan cereal, obat gosok perut dan obat masuk angin yang saya bawa, yah mantaplah. Hehe, saya maklum dia tanya begitu.

Serupa dengan makanan itu, saya penasaran dengan Sweet mango with sticky rice yang direkomendasikan trip advisor. Saya sempat mau memesannya ketika sedang berada di Big C Mall kemarin. Apalagi yang di Big C adalah Durian with sticky rice, yummy. Tapi saya tidak jadi pesan karena teman saya bilang, "It's not like human food". Lah, trus apa dong, animal food? #LOL

Harga makanan ini di 7eleven benar-benar lebih murah (dengan porsi yang sama) daripada catering di pesawat (min. Rp. 30.000). Seven-eleven ini persis kayak Alfamart dan Indomaret-nya Indonesia. Ada juga 7eleven yang dibuka di Jakarta, tapi kalau dipikir-pikir, cuma minimart kayak gini aja kok orang-orang di Jakarta pada heboh dateng ke sana sih? Hmm... dasar sosialita.

Saya makan 'bekal' itu di warung pinggir jalan bersama teman-teman yang udah jelas mesen makanan gak halal. Ada pengemis berkostum barongsai menghampiri kami, haha lucu juga. Weird...






















Bener-bener nggak banyak yang bisa dilihat di China Town ini, selain foto di depan patung babi, hehe, kami hanya menemukan banyak penginapan dengan lampion warna warni. Cuteeee...... (>.<)

Oh ya, jangan sampai kemalaman di sini. Toko-toko sudah pada tutup sekitar jam 9-10 *sigh. Suasana jadi sepi dan sereemm. Kesannya: Rekor, ke China Town cuma buat makan bekal #LOL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar