Jumat, 24 Juli 2009

Antara Dua Orang

Ini percakapan gue sama si Dora dalam rangka ikut2an kehebohan atas kematian Jack'O.

Hihihihi....


RE: FW: Antara Michael Jackson & Syahidah Marwa Al-Sharbini
From:
"Dora"
To:
"Nona"
Date:
Today 11:08:49

Spam Status: Spamassassin 0% probability of being spam.

Full report:
No, score=-6.5 required=5.0 tests=BAYES_00,RCVD_IN_DNSWL_MED, RDNS_NONE autolearn=unavailable version=3.2.5

Y, kalo mw forward, hrs hati2, bu...

Selamatkan dirimu dari keanehan2,hehehe...


-----Original Message-----
From: Nona
Sent: Friday, July 24, 2009 11:18 AM
To: Dora
Subject: Re: FW: Antara MichaeJl Jackson & Syahidah Marwa Al-Sharbini

Tadinya........mau gw forward email ini ke milis pengajian tempat gw

kerja....


Tapi


Pas gw baca, lha kok nyebut2 org Jerman



Gak mau fwd ah, atuuut...ntar gw yg mampus lagee..

Secara tempat kerja gw perusahaan org Jerman



>
> Marilah kita mensedekahkan Al-fatehah keatas Arwah Syaidah Marwa
> al-Sharbini.
>



>





> Antara Michael Jackson & Syahidah Marwa al-Sharbini
>
>
>
> Saya sedih, bukan karena kematian MJ yang dipuja jutaan orang di
dunia.
> Tapi saya sedih, karena pada saat yang sama, berlangsung perkebumian
> seorang muslimah yang Insya Allah menjadi seorang syahidah karena
> mempertahankan jilbabnya. Marwa Al-Sharbini, seorang ibu satu anak
yang sedang mengandung tiga bulan, syahid akibat ditikam sebanyak 18 kali
> oleh seorang pemuda Jerman keturunan Rusia yang anti-Islam dan
> anti-Muslim. Tapi berita ini, sama sekali tidak saya temukan di tv-tv
> kita , negara yang majaroti penduduknya Muslim, bahkan mungkin, tak
> banyak dari kita yang tahu akan peristiwa yang menimpa Marwa
> Al-Sharbini.
>
Ribuan orang di Mesir yang mengantar jenazah Marwa Al-Sharbini ke
tempat istirahatnya yang terakhir, memang mungkin banyak orang yang menangisi
> kepergian Michael Jackson. Marwa hanya seorang ibu dan bukan superstar
> seperti MJ. Tapi kepergian Marwa Al-Sharbini adalah lambang jihad
> seorang muslim. Marwa Al- Sharbini mempertahankan harga dirinya
sebagai seorang Muslimah yang mematuhi ajaran agamanya meski pun untuk itu ia
> kehilangan nyawanya.
>
> Marwa Al-Sharbini ditikam di ruang sidang kota Dresden, Jerman saat
akan memberikan kesaksian atas ancaman terhadapnya . Ia mengadukan sorang
> pemuda Jerman bernama Alex W yang kerap menyebutnya "teroris" hanya
> karena ia mengenakan jilbab. Dalam suatu kesempatan, pemuda itu bahkan
> pernah menyerang Marwa dan berusaha melepas jilbab Muslimah asal Mesir
> itu. Di persidangan itulah, Alex kembali menyerang Marwa, kali ini ia
> menikam Marwa Al-Sharbini berkali-kali. Suami Marwa yang berusaha
> melindungi isterinya, malah terkena tembakan pehak berkuasa keamanan
> pengadilan yang berdalih tak sengaja menembak suami Marwa yang kini
> dalam kondisi kritis di rumah sakit Dresden.
>
> Peristiwa ini sepi dari pemberitaan di media massa Jerman dan mungkin
> dari pemberitaan media massa asing dunia karena yang menjadi korban
> adalah seorang muslimah yang dibunuh oleh orang Barat yang anti-Islam
> dan anti-Muslim. Situasinya mungkin akan berbeza jika yang menjadi
> korban adalah satu orang Jerman atau orang Barat yang dibunuh oleh
> seorang ektrimis Islam. Beritanya dipastikan akan gempar dan mendunia.
>
> Itulah sebabnya, mengapa di tv-tv kita cuma sebuk dengan pemberitaan
> pemakaman Michael Jackson yang mengharu biru itu. Tak ada berita
> pemakaman Syahidah Marwa Al-Sharbini yang mendapat sebutan "Pahlwan
> Jilbab". Tak ada protes dunia Islam atas kematiannya. Tak ada tangisan
> kaum muslimin dunia untuknya. Tapi tak mengapa Marwa Al-Sharbini,
karena engkau akan mendapatkan tempat yang paling mulia di sisiNya ALLAH SWT
.
> Seiring doa dari orang-orang yang mencintaimu. Selamat jalan
saudariku,
> maafkan kami jika kurang peduli ...

Jumat, 17 Juli 2009

Langkah Kaki

Gw tinggal di perumahan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ... *jangan tanya apa dan dimana itu*.

Intinya, tempat ini bener-bener kayak pelosok kota (lho?)

Di dekat tempat ini terdapat Kebun Propinsi ato disebut juga Kebun Botani.
Kebun Botani Puspiptek Serpong ini terletak 27 km di sebelah Barat Daya Jakarta dan 40 km di sebelah barat Bogor, menyatu dengan kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong. Ruang terbuka hijau di antara gedung-gedung di kawasan ini dimanfaatkan untuk koleksi jenis tumbuh-tumbuhan Indonesia, sehingga secara keseluruhan kawasan ini merupakan Kebun Botani.

Di tengah-tengah kawasan Puspitek Serpong dikembangkan bagian seluas 9 hektar untuk Kebun Propinsi, tempat memperkenalkan dan melestarikan semua jenis tumbuhan yang pernah diusulkan menjadi pengenal propinsi (Sastrapradja & Rifai, 1984) yang kemudian ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri sebagai tanaman penjati diri propinsi (1989).www.puspiptek.net/Html/i_kebun.asp

Euh, jadi kali ini cerita tentang gw yang jalan-jalan ke tempat ini.

Keren sih, penampakan tumbuh-tumbuhannya... Mungkin kalo yang udah pernah pergi ke Kebun Raya Bogor pasti gak asing lagi dengan tanaman yang ada di sini. Meski gak selengkap, segede, dan seindah Kebun Raya Bogor, yah setidaknya cukup untuk menyegarkan mata.

Dulu waktu gw masih kecil, gw sering dibawa ortu maen ke tempat ini, maklum deket...
Serasa gedeeeeee dan luaaaaaaaasssss bangget ni tempat.

Tapi pas gw kesana waktu gede, beberapa pekan lalu. Weikkksss!!! Kebunnya menyempit!

Lho, padahal kan justruu ada penambahan lahan, bahkan ada Kebun Propinsi Part 2, gimana sih?!
Secara latihan mobil juga lega disini.

Yaph, dulu kaki gw masih pendek... sekarang udah panjang...
Ya jelas lah....

Oh ya, ini ada oleh-oleh foto dari teman yang motret di gapura Kebun Propinsi


What the hell was that????!!!!

Sabtu, 11 Juli 2009

Piknik Asik


Musim semi lalu pada bulan April, aku diajak jalan-jalan temenku yang ngotot mau Hanami. Hanami itu adalah sebuah tradisi dari Jepang dalam merayakan datangnya musim semi dengan memberikan apresiasi kepada bunga, umumnya bunga sakura. Halah! Aslinya sih kita mau piknik gelar tiker trus maem bekel di bawah tu pohon.

Ergh, namun sayangnya, acara hanami-hanamian itu batal karena hujan.

Bunganya pada rontok semua dari pohon yang hanya ada satu-satunya.

Malamnya, temenku sebenernya udah pesen kamar di Katteruya Hoteru (nama hotel) yang murah. Tapi, pas diliat hotelnya... Jreng jreeeeeeeeenggggggggg!!!!!Whuaa!! Kayak bangunan tua yang gak pernah dirawat dan jadi tempat sarang penjahat ataw yakuza.

Temenku mati-matian ngajak aku nginep disitu buat nemenin dia. Dengan jurus rayuan maut, aku pun jadi takut. Walhasil terdamparlah si Nona di tengah-tengah hutan jin dan syaithan.

Boro-boro bisa tidur, kita berdua belingsatan kayak cacing kepanasan.

Sekalinya akhirnya si Nona ini tidur dengan tengkurep, eeeeehhhhhh..... kakiku ada yang menggelitiki!

Waktu kulihat, tiada wujud yang pasti, kecuali sekilas visi...

Astagfirullah...Ihhh!Amit-amit dedemit! Ada yang berdiri di ujung tempat tidur dan tinggi banget pake baju putih. Gak keliatan raut muka, hanya rimbunan rambut semata.

Tanpa ba-bi-bu lagi, aku langsung sayonara sama temenku dari tempat itu, padahal jam nunjukkin pukul 3 pagi.

Masih gelap banget, plus jalan kaki jadi ngeraba-raba kayak orang buta.

Aku pergi ke rumah temenku di ibukota propinsi itu.

Kapok ah, nginep di hotel itu lagi! Kalo dikasi gratis? Makasiiiiiiiiiii deeeeeehhh.....

Jumat, 10 Juli 2009

Fotografer Profesional

Sewaktu menjadi guru bahasa untuk beberapa orang Myanmar dan Thailand, aku diajak jalan-jalan ke vihara multinegara. Kusebut gitu soalnya dalam satu kompleks ada beberapa jenis vihara untuk berbagai negara.

Misalnya seperti tampak dibawah adalah vihara untuk orang Thailand. Plang namanya juga pake huruf asli sana.





Semua mendadak jadi fotografer amatiran.

Ngeliat tempat ibadah aja udah sumringah.







Kami beramai-ramai sepakat mengambil foto satu benda yang sama. Artinya menurut kami, benda itu bener-bener bagus buat difoto.

Dari berbagai foto yang dikumpulkan, termasuk foto dari kameraku, cuma foto dari satu orang yang terpilih menjadi Photo of The Year.



Tak kalah dengan Deniek G. Sukarya, fotografer profesional Indonesia. Foto dari teman kami, Pak Amun dari Thailand sukses terpilih;






Foto -aneh tapi nyata- tahun ini.

Karena foto tersebut disimpannya di komputer Balai Bahasa, kami semua bisa ambil dan aku posting deh!

Buah Tangan Berjalan

Temanku dari Laos, Latt Xayarath, mengirimiku kartu pos. Lalu ada temanku yang bernama Tami, kebetulan ngeliat kartu pos itu. Dandanan orang-orang yang ada di kartu pos ngingetin dia akan satu pengalaman tidak biasa.

Tami bercerita, ayahnya yang seorang dosen sejarah pernah mendapat oleh-oleh dari temannya yang arkeolog. Oleh-olehnya adalah sebuah kepala patung Putri Campa dari Kamboja beserta patung-patung kecil lainnya.

Patung kepala yang cantik itu diletakkan di lemari kaca di ruang keluarga rumah Tami.
Sanggulnya kayak gambar dari kartu pos di bawah ini




Pada malam harinya, jam 10 malam, patung itu mulai bergoyang-goyang kesini kesana kayak boneka Jepang, Daruma. Sampai jam 12 malam,ee...aksinya beda lagi. Jin putri Campa keluar dari dalam patung sambil meluruskan tangan dan kaki dan berjalan menuju kursi. Duduk manis deh. Sosoknya halus. Berpakaian ala jaman kerajaan. Kerjaannya?

Cuma jalan, trus duduk di sofa sampai menjelang subuh lalu balik lagi ke dalam patung. Mungkin pikirnya;

"Ini gue dimana sih?! Kok tempatnya aneh banget. 'Kan gue udah seharian cape-cape meringkuk di patung sempit banget, eee, nyasar di tempat ajaib pula!"

*Hijrah ke luar negeri ya, Mbak?*

Kalo patung bisa ngomong ...

Sampe sekarang patung itu masih ada. Pindah posisi jadi di ruang dosen sebuah universitas di Surabaya. Dan tetap melakukan ritual malamnya.

Capeeeeee deeeehhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!

Jumat, 03 Juli 2009

Lain Dunia


Waktu aku masih kecil, tepatnya tahun 1997, aku suka tuh yang namanya kartun Casper. Baca versi komiknya pun suka. Bahkan sampe aku gambar di buku.

Itu jaman dulu, pas kelas 6 SD. Waktu masih muda dan belum tau apa-apa.

Jaman waktu itu, kata-kata tepat untuk menggambarkannya adalah:

BELIEVING IS SEEING

Tapi sekarang, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, entah kenapa kata-kata yang tepat menggambarkannya adalah:

SEEING IS BELIEVING

...
Sebagai orang yang dibesarkan di lingkungan akademik, jauh dari unsur klenik, tampaknya seeing is believing itu yang terbaik.

Rabu, 01 Juli 2009

Bunga untuk Nona


Dari dulu, aku ingin sekali diberi bunga oleh orang yang aku suka.

Ergh, tapi suatu ketika, kalimatnya jadi terbalik dan berbeda komposisinya menjadi;

Aku diberi 'bunga' oleh kesukaanku berwisata


Ceritanya begini, pada suatu hari Nona dan Dora memutuskan untuk jalan-jalan di pusat perbelanjaan di Glodok, Jakarta, untuk nyari DVD yang Dora pingin.

Udah muter-muter ampe cape dan sempet liat-liat toko-toko milik orang Cina pun tuh DVD gak ketemu...

Karena sayang udah jauh-jauh datang dari kota yang berbeda (Aku dari Serpong dan Dora dari Bekasi), maka aku menyarankan Dora untuk pergi mencari Kelenteng yang lokasinya kudapatkan dari potongan kliping koran.

Jadi deh, nyasar-nyasar ala anak ilang kita lalui. Buset deh, tuh kawasan Petak Sembilan Glodok buanyak banget jalan tikusnya dan gang kelincinya. Bahkan, kita juga lewat pasar yang ngejual kodok mati!

Akhirnya sampailah kita di kompleks kelenteng yang namanya Dharma Bhakti atau Kelenteng JinDe Yuan (Kim Tek Le) atau disebut juga kelenteng Kebajikan Emas.


Dengan bermodal kamera saku analog-yang bahkan udah gak ada blitz-nya, jadi lah kita berfoto-foto ria. Gile beneeerrr.....asepnya kemana-mana, nyesek abizzzzzzz.

Masing-masing dewa/dewi yang dipuja, dibuatkan tempat persembahan yang serupa kios-kios di mall ITC gitu deh. Nah, di salah satunya aku juga sempetin ambil foto....deket lilin gede.

Fotonya ini, tapi ada lebihnya. Ada sekuntum bunga untuk si Nona...





Hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa........................!!!!!!!!!!!!!!!!!