Senin, 01 November 2010

Sutet di Lembah Hijau


What a wonderful world....

Hari minggu kemarin saya malas-malasan sedari pagi. Sekitar jam 6 pagi udah kebiasaan bangun pagi jadi melek gak bisa merem lagi. Hari minggu itu saya tidak berniat ikut tur gratis yang diadakan salah satu komunitas yang saya ikuti dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda.

Tumben saya nggak suka yang gratis-gratis...

Hm, intinya adalah saya ngebet berat mau nyari tas diskonan merek Charles&Keith yang lagi diskon 40% di mal baru di Jakarta, Central Park. Diskonannya berakhir kemarin, tanggal 31 Oktober.

Tapi akhirnya saya tidak jadi beli bahkan tidak jadi pergi juga. (T_T)

Karena cuaca pagi itu amat indah; mendung-mendung gimanaa gitu, maka orangtua saya mengajak saya jalan-jalan di pedesaan. Sebagai bagian dari program olahraga mereka dan kebetulan pagi itu tidak ada order/pesanan, maka momen itu dimanfaatkan ortu saya untuk jalan-jalan.

Tadinya saya menolak, secara saya berencana jalan-jalan juga siangnya untuk membeli tas seharga setengah juta. Tapi ortu saya gak kehabisan akal. Saya diiming-imingi melihat pemandangan yang superduper bagusnya.

Akhirnya saya tergiur dan mengeluarkan sepatu kets serta berganti pakaian olahraga.



Yaa... cerita akhirnya sudah bisa tertebak lah. Saya kecapean karena jalan-jalan pagi itu, dan udah males banget kalo harus berburu tas ke mal lagi nun jauh di Jakarta.

Tapi pemandangannya subhanallah bagus banget. Namanya lembah hijau (Green Valley), hanya berjarak beberapa menit berjalan kaki dari rumah saya. Meskipun indah, daerah disekitarnya tidak dibangun kawasan perumahan. Mengapa? Yah karena daerah tersebut berada pada kawasan Sutet.

SUTET adalah singkatan dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dengan kekuatan 500 kV yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien

Nah, tepat dibawah sutet tersebut dipakai penduduk untuk membuat kolam macam-macam ikan, kebun kacang, ubi, jagung, dsb, bahkan sawah. Pokoknya pemandangan hijau terhamparlah.


















Ortu saya sempat menemui penduduk yang bertani disitu dan berbincang-bincang dengan mereka mengenai produksi taninya. Saya sempatkan pula memotret kacang yang baru dipanen untuk digunakan sebagai bahan pelengkap masakan sayur. Pasutri yang ditemui ortu saya tampaknya sangat ramah kepada kami. Bukan mereka saja, setiap orang yang kami temui menyapa kami dengan ramahnya. Agak aneh untuk saya yang tinggal di daerah pinggiran kota. Hm...

Dengan demikian, perjalanan saya kali ini saya rasakan lebih berarti daripada menghabiskan uang demi sekadar menghibur diri.









Ket. gambar terakhir: Putri di tengah kebun ubi, qiqiqiqi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar