Rabu, 04 Mei 2011

Berburu barang di Plumpang























Dua minggu lalu saya berkesempatan untuk menjelajahi daerah panas, Jakarta Utara. Tempat yang kami tuju adalah Pasar Ular Plumpang. Saya tertarik dan langsung browsing mengenai pasar ini. Semua ini mengingatkan saya akan Amphawa floating market yang ada di Thailand, hm... really miss that place!

Pasar ini sudah terkenal akan barang-barang ekspornya, haha. mengapa disebut Pasar Ular? Ada yang menyebutkan, kerena gaya jualan penjualnya yang licik kayak ular, kriminalitas (jadul) yang terjadi, ada juga yang menyebutkan karena jalan di pasarnya berkelok kayak ular.

Whatever they say, yang jelas di Pasar Ular ini adalah tempatnya mencari barang bermerek yang diekspor ke luar negeri, atau bahkan barang impor. Barangnya sendiri bervariasi, tapi yang paling banyak di sini adalah barang fashion, seperti baju, celana, tas, dompet, topi, ikat pinggang dan sepatu. Kalau berminat cari barang bekas yang produk impor yang murah meriah, bukan di sini tempatnya. Pasar Ular ini benar-benar melayani pembeli yang tahu merek, tapi ingin membeli barang bermerek dengan harga jauh lebih murah dari barang aslinya.

Pagi-pagi kami berangkat dengan maksud mengejar kereta jam 8. Apa daya, kami tak sempat naik kereta tersebut karena kami masih beli bekal dan masih dihadang hujan yang menerjang sejak pagi hari.

Ada untungnya juga, kami akhirnya pergi dengan kereta jam 9, dengan langit yang sudah terang benderang kembali.

Sesampainya di St. Tanah Abang, perjalanan kami lanjutkan dengan bus Mayasari no. 504 (kalau nggak salah) tujuan Merak. Perjalanannya singkat, sekitar jam 10 kami sudah sampai di Plumpang, dan ongkos busnya hanya Rp. 2.500.























Lumayan, dari hasil perburuan yang cuma 2 jam, saya bisa dapat baju basic Zara Rp. 20.000, kaos Esprit warna ijo toska Rp. 25.000, kaos Lesotho garis-garis Rp. 25.000. Sebenernya saya bisa dapat training Nike hanya dengan Rp. 110.000, tapi setelah saya pikir-pikir lagi saya akhirnya nggak jadi beli, saya kan nggak terlalu butuh, haha.

Alhamdulillah-nya, saya jadi punya alternatif tempat belanja lagi ^^. Di tengah situasi krisis karena harga minyak dunia yang semakin naik dan saya ramalkan akan segera berimbas kepada harga-harga barang kebutuhan hidup yang bakal melonjak abis, saya harus pintar menyiasati acara belanja dan jalan-jalan agar tidak menguras kantong ataupun tabungan.

Perjalanan dilanjutkan dengan pergi ke daerah Pulogadung, ke tempat saudara sepupu saya. Bye-bye Pasar Ular.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar