Catatan Perjalanan ini merupakan pengalaman sehari-hari Nona Novi. Jangan lupa tinggalkan komentar yaa
Selasa, 26 April 2011
Chao Phraya แม่น้ำเจ้าพระยา (1)
(Keterangan gambar: Wat Phra Kaew dan Grand Palace dilihat dari perahu boat di sungai Chao Phraya, beautiful & magnificent!)
Seusai tur ke Grand Palace dan Wat Phra Kaew, saya diajak teman-teman saya menyusuri jalan sepanjang gerbang, entah mau diajak kemana.
Saya melihat banyak penjual patung budha mini untuk liontin, uang kuno, dan obat-obatan tradisional. Lalu, kami berbelok ke daerah pasar yang entah apa namanya, tau-tau saya sudah berada di pinggir sungai Chao Phraya.
Dengan 25 B/orang, kami sepakat menyewa perahu untuk berkeliling sungai selama satu jam. Sangat-sangat romantis! Meskipun sungainya tidak bisa dibilang bersih, yaah... agak lebih bersih dari sungai Ciliwung atau Cisadane di Indonesia.
Saya baru menyadari, saking terobsesinya sama Wat-wat, disekitar pinggir sungai banyak sekali Wat-wat didirikan. Lalu, pendirian Wat itu saya pikir seperti masjid di Indonesia saja yang menjamur dimana-mana. Bedanya kalau masjid, turis/non-turis masuknya gratis, alias tidak dipungut biaya tiket masuk! Halah... Oh ya, warga Thai niat pula membangun semacam 'dermaga' lengkap dengan tangga di belakang Wat yang menghadap sungai langsung, hm... buat warga yang mau datang ke Wat lewat sungai mungkin yak!
Nah, begitu separuh perjalanan, perahu kami mampir di suatu tempat yang banyak ikannya - entah ikan apa. Lalu ada seorang bibi penjual roti teriak-teriak pada kami di pinggir sungai. Saya yang nggak ngerti apa yang dia bilang cuma bisa pasang tampang bengong. Teman saya tiba-tiba mengulurkan uang 70 B kepada Bibi itu untuk ditukar dengan roti tawar-yang digunakan untuk ngasih makan ikan. Pemaksaan gak langsung *sigh, akhirnya ini saya alami juga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar