Catatan Perjalanan ini merupakan pengalaman sehari-hari Nona Novi. Jangan lupa tinggalkan komentar yaa
Selasa, 19 April 2011
Amphawa อัมพวา Floating Market (3)
Amphawa benar-benar menarik dan amazed, menurut saya. Kalau kita bersedia meluangkan waktu jalan-jalan sampai malam di floating marketnya, kita akan dapat menyaksikan banyak kunang-kunang/fireflies yang ada di sana. Selain itu, penjual t-shirt dengan motif ikan dalam besek khas-nya amphawa pun banyak dijual di sana. So cuteeeeee....... (>.<)'
Benar-benar pemandangan yang menarik, ketika saya juga melihat ada penduduk lokal melakukan demo merangkai janur (kayak di Indonesia) jadi bentuk yang bervariasi, beda dengan kreasi janur dari Indonesia.
Selain itu, sebagai makanan penutup, saya diajak makan cendol ijo, yang rasanya persis dengan cendol Indonesia. Harganya? Ee.. 20 B, Rp. 6.000, mahal? #garuk2
Setelah puas berkeliling kanal di pasar terapung, kami pun memutuskan pulang. Sempat juga saya melihat ada Wat Amphawan dari pinggir jalan. Keinginan untuk pergi ke sana membuncah, secara semenjak datang, saya belum menemui satu Wat pun. Keinginan itu saya redam karena kata teman saya, banyak Wat-wat yang lebih bagus dari itu. Ah, masaa...
Kepanikan selanjutnya adalah jam bis travel yang gak jelas. Katanya waktu saya searching di internet, ada tiap 1 jam. Untuk kali ini saya asli panik. Bagaimana tidak, waktu sudah menunjuk hampir pukul 4 sore dan saya belum shalat Dhuhur dan Ashar! Mana gak jelas apa ada mushola/hong lamard apa enggak... Untungnya, si bis langsung datang, dan kami sampai apartemen jam 6 kurang #pfiuh masih sempet shalat.
Pemandangan yang saya lihat sepanjang perjalanan benar-benar bagus. Persis seperti di Osowilangon, Surabaya. Di Samout Songkhram province ini juga ada tambak garam, lengkap dengan kincir anginnya. Saya benar-benar dibawa bernostalgia, karena sejak kecil saya amat suka kalau lewat daerah Osowilangon.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar