Ceritanya saya mau candid mereka, tapi berhubung banyak yang foto-foto mereka juga yaa... Pura-pura gak kenal de... Haha
Ello dalam sebuah konser yang saya datangi, lagi nyanyi lagu jadoel: Rindu Ini (atau apa gitu lupa)
Masih di konser Ello juga, tak lupa ada Julie Estelle (someone-nya Ello) yang ternyata duduknya deketan sama saya. Julie and the gank ikut bareng ngedampingin Ello di konsernya. Look at her finger. Satu cincin untuk jari manis, satu cincin untuk jari tengah, qiqiqiqi #gosipmodeon
Masih di konser Ello juga... Bintang jadoel yang tetep cantik, L. A. Riyanto. Doski lagi mau ambil kue, hehehe.
Masih bersama L. A. Riyanto. Foto doski dengan sang suami, prikitieeww.....
Center of attention alias orang yang penting dalam konser Ello ini.....
Ketua KADIN *mikir:lagi apa ya*
Orang penting lainnya di dunia pendidikan, masih di konser Ello.
Ketua Kopertis *garuk2* /(',')\
Catatan Perjalanan ini merupakan pengalaman sehari-hari Nona Novi. Jangan lupa tinggalkan komentar yaa
Selasa, 23 November 2010
Senin, 22 November 2010
Cerita Cinderella
Masa ceritain fairy tale yang beginian. Hehe, whatever they say, just read and watch the magic...
Dimulai langsung dari sesi si Cinderella udah ke pesta dansa, qiqiqi...
The bad ones go into your crop,
The good ones go into the pot.
She had scarcely spoken these words when a splendid silver dress fell down before her. With it were pearls, silk stockings with silver decorations, golden slippers, and everything else that she needed. Cinderella carried it all home. After she had washed herself and put on the beautiful clothing, she was as beautiful as a rose washed in dew.
Agak meleset dari dugaan, baju emang dikasih gratis bahannya, tapi dirancang dan dibawa ke tukang 'sihir' jahit sendiri dengan mewanti-wanti hasilnya harus bagus (>.<) Finally, the dress is great and suit for me, isn't it?
She went to the front door, and there was a carriage with six black horses all decorated with feathers, and servants dressed in blue and silver. They helped her into the carriage, and away they galloped to the king's castle.
Dijemput emang, pakai mobil ini, agak maksa sih, sama supir dinas kantor buat cepet-cepet bertugas *sigh*
Sesi cerita charming prince-nya dilewat, off the record, hehehehe
Cinderella danced with the prince again and again. Filled with joy, she did not think about midnight.
Maunya pesta dansa, tapi kenyataannya cuma konser biasa, hahaha...
Suddenly, in the middle of a dance, she heard the clock strike. Frightened, she rushed to the door and ran down the stairs. Because they were covered with pitch, one of her golden slippers stuck fast, and in her fear she did not think to pick it up. She reached the last step just as the clock struck twelve. The carriage and the horses disappeared, and Cinderella was left standing there in the dark street dressed in her ash-clothes.
Gaun tetep ada, nggak ngilang, tapi ganti baju lusuh motif kotak-kotak pas pulang, secara gak bakal dianter supir sampe rumah & harus naik kendaraan umum... Udah gitu, yang dibawa kenang-kenangan dari pesta adalah berupa kantong sampah item berisi bunga petikan hasil ngambilin di area pesta (T_T)
Cerita dipercepat sampai saat sang pangeran mencari Cinderella di rumahnya...
Rook di goo, rook di goo!
There's blood in the shoe.
The shoe is too tight,
This bride is not right!
The prince looked down and saw that her white stockings were stained red, and that blood and had come up high on them. The prince took her back to her mother and said, "She is not the right bride either. Is there not another daughter here in this house?"
"No," said the mother. "There is only a dirty cinder girl here. She is sitting down there in the ashes. The slipper would never fit her." She did not want to call her, but the prince insisted. So they called Cinderella, and when she heard that the prince was there, she quickly washed her hands and face. She stepped into the best room and bowed. The prince handed her the golden slipper, and said, "Try it on. If it fits you, you shall be my wife." She pulled the heavy shoe from her left foot, then put her foot into the slipper, pushing ever so slightly. It fit as if it had been poured over her foot. As she straightened herself up, she looked into the prince's face, and he recognized her as the beautiful princess. He cried out, "This is the right bride." The stepmother and the two proud sisters turned pale with horror. The prince escorted Cinderella away. He helped her into his carriage, and as they rode through the gate, the pigeons called out:
Rook di goo, rook di goo!
No blood's in the shoe.
The shoe's not too tight,
This bride is right!
Well, that's all folks!
I left this story without knowing how's the end of my real story. Khehehehe.....
Kamis, 18 November 2010
Hari Pemotongan
Hari Pemotongan, judul postingan saya kali ini berhubungan dengan Hari Raya Qurban/ Idul Adha yang jatuh pada tanggal 17 November, alias kemarin.
Watch this out ...
Sepinya pelaksanaan shalat yang dipicu oleh pengumuman jatuhnya tanggal hari raya yang berbeda (ada yang merayakan tanggal 16, ada yang tanggal 17)
Domba/embek yang sudah siap dipotong-potong, khehehehe... *butcher mode on*
Lampu jalan yang dilatarbelakangi orang-orang yang pulang dari masjid *like this*
Nah, ini dia yang gak bakal meragukan infonya, biarpun ada ujan dan badai, kalau pemerintah udah menetapkan semua hari merah di kalender, yang satu ini pasti gak mau ketinggalan...
'Hari Pemotongan Harga' untuk departemen store langganan saya, hehehehe.
Watch this out ...
Sepinya pelaksanaan shalat yang dipicu oleh pengumuman jatuhnya tanggal hari raya yang berbeda (ada yang merayakan tanggal 16, ada yang tanggal 17)
Domba/embek yang sudah siap dipotong-potong, khehehehe... *butcher mode on*
Lampu jalan yang dilatarbelakangi orang-orang yang pulang dari masjid *like this*
Nah, ini dia yang gak bakal meragukan infonya, biarpun ada ujan dan badai, kalau pemerintah udah menetapkan semua hari merah di kalender, yang satu ini pasti gak mau ketinggalan...
'Hari Pemotongan Harga' untuk departemen store langganan saya, hehehehe.
Senin, 15 November 2010
Golput Menang
Kali ini saya mau cerita mengenai pilkada Tangsel yang baru berlangsung tanggal 13 November lalu.
Saya ikut mencoblos pilihan yang ada hanya sebagai bukti bahwa saya turut serta dalam andil membangun negara ini. Jiaah... Tapi ternyata, dari seratus persen pemilih wajib, setengahnya adalah golput, yang mana berarti setiap calon mendapatkan suara sebesar 50%, dengan catatan semua pemilih memilih calon tunggal-yang mana hal itu adalah mutlak tidak mungkin.
Jadi apakah warga kota Tangsel tidak terdidik, sehingga tidak dapat membaca surat suara. Oohh... jangan salah, menurut statistik para pemilih yang golput itu sebagian besar berpendidikan tinggi.
Seperti dikutip dari Berita8.com:
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan, Sabtu (13/11/2010), dimenangi oleh golongan putih alias pemilih yang tidak menggunakan hak pilih.
Berdasarkan data Jaringan Pemililh Tangerang (JPT), dari 729 195 pemilih yang masuk dalam DPT, yang menggunakan suaranya hanya separuh atau sekitar 45-50 persen. Sisanya lebih memilih golput.
”Pemenangnya adalah golput,”kata Sekretaris Jaringan Pemilih Tangerang Selatan Ali Irvan, Sabtu (13/11/2010) sore.
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada Tangerang Selatan ini, menurut Irvan, karena sejumlah faktor.
Antara lain masyarakat Tangerang Selatan yang merasa tidak berkepentingan dalam Pilkada, sehingga memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya. "Terutama mereka yang tinggal di perumahan elit," ujarnya.
Selain itu, Irvan juga menilai buruknya kinerja KPUD dan tim sukses para kandidat dalam sosialisasi bisa jadi penyebab kurangnya partisipasi warga mengikuti pilkada ini.
Sedangkan untuk daerah saya sendiri, lenggangnya situasi pada proses pemilihan dapat tampak sebagai berikut.
Proses pemanggilan peserta
Bilik (KPU) pemilihan suara
Surat suara yang harus dicoblos *sigh* (ada yang familiar?khehehe)
Lenggangnya tempat pemilihan suara (TPS)
Kalau mengutip dari film 'City Hall' yang sedang saya tonton; Bahkan golput pun bukan netral, golput juga sebuah pilihan.
Saya ikut mencoblos pilihan yang ada hanya sebagai bukti bahwa saya turut serta dalam andil membangun negara ini. Jiaah... Tapi ternyata, dari seratus persen pemilih wajib, setengahnya adalah golput, yang mana berarti setiap calon mendapatkan suara sebesar 50%, dengan catatan semua pemilih memilih calon tunggal-yang mana hal itu adalah mutlak tidak mungkin.
Jadi apakah warga kota Tangsel tidak terdidik, sehingga tidak dapat membaca surat suara. Oohh... jangan salah, menurut statistik para pemilih yang golput itu sebagian besar berpendidikan tinggi.
Seperti dikutip dari Berita8.com:
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan, Sabtu (13/11/2010), dimenangi oleh golongan putih alias pemilih yang tidak menggunakan hak pilih.
Berdasarkan data Jaringan Pemililh Tangerang (JPT), dari 729 195 pemilih yang masuk dalam DPT, yang menggunakan suaranya hanya separuh atau sekitar 45-50 persen. Sisanya lebih memilih golput.
”Pemenangnya adalah golput,”kata Sekretaris Jaringan Pemilih Tangerang Selatan Ali Irvan, Sabtu (13/11/2010) sore.
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada Tangerang Selatan ini, menurut Irvan, karena sejumlah faktor.
Antara lain masyarakat Tangerang Selatan yang merasa tidak berkepentingan dalam Pilkada, sehingga memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya. "Terutama mereka yang tinggal di perumahan elit," ujarnya.
Selain itu, Irvan juga menilai buruknya kinerja KPUD dan tim sukses para kandidat dalam sosialisasi bisa jadi penyebab kurangnya partisipasi warga mengikuti pilkada ini.
Sedangkan untuk daerah saya sendiri, lenggangnya situasi pada proses pemilihan dapat tampak sebagai berikut.
Proses pemanggilan peserta
Bilik (KPU) pemilihan suara
Surat suara yang harus dicoblos *sigh* (ada yang familiar?khehehe)
Lenggangnya tempat pemilihan suara (TPS)
Kalau mengutip dari film 'City Hall' yang sedang saya tonton; Bahkan golput pun bukan netral, golput juga sebuah pilihan.
Kamis, 11 November 2010
Perayaan Postingan
Horeeee......... akhirnya postingan pada blog saya menembus jumlah yang lebih banyak dari tahun lalu. Dan lebih berkualitas isinya tentunya.
Hal ini dimanfaatkan saya untuk iseng-iseng mendaftarkan diri sebagai penulis lepas di sebuah surat kabar nasional... dan horeeee.... saya berhasil diterima juga.
Well, ini baru mulanya, tantangan selanjutnya adalah berjuang untuk tetap menulis!!!
Hari Burung
Kemarin adalah hari burung, kata teman saya.
Hari burung (bird-day) merupakan plesetan dari Birth Day, yang artinya hari kelahiran, alias kemarin adalah hari ulang tahun saya.
Mengapa saya berharap hal yang sama terjadi seperti ulang tahun saya tahun lalu? Padahal, bila saya menyadari, banyak hal yang indah terjadi pada tahun ini.
Salah satunya, pertama, tentang kue. Sepanjang 2 tahun perjalanan saya di kantor, 2 ulang tahun di 2 tahun itu selalu saya yang membawa kue. Kue coklat torte buatan mama saya yang rasanya ajiiibb... Namun, di ulang tahun saya kali ini bukan saya yang membawa kue, melainkan teman-teman baik saya yang menyiapkan pesta kejutan untuk saya di kantor *terharu* (>.<)
Jangan tanya kenapa ada nama orang lain di kue itu *topsecret* (^.^)
Selalu kue dari Harvest. Haha, udah langganan sih, disetiap ada yang ultah, kita pasti pesen dari toko kue itu.
Yang kedua tentang perayaan. Saya selalu merayakan ulang tahun pribadi. Biasanya saya beli minuman soda atau juice untuk diminum dalam gelas sampanye dan merayakannya sendirian di kamar malam-malam. Ditemani lampu temaram dan musik sayup-sayup. Tapi pada ultah kali ini saya tidur lelap semalaman gara-gara besok paginya (10 November) harus datang pagi-pagi untuk ikut dalam acara pidato Obama di UI, Depok. Daaan...... Kesempatan seperti itu juga tidak terjadi tahun lalu. Ulang tahun saya dirayakan banyak orang karena juga bertepatan dengan hari pahlawan.
Ketiga, ketika tiada kue dibuat, dan orangtua saya terlalu sibuk (alhamdulillah masih bisa buat nasi kuning dan spagetti), begitu saya pulang kerja malam-malam, saya dikejutkan dengan banyaknya ikan di lemari es.
Ternyata, penanganan kolam di belakang rumah saya bermasalah dan ikan-ikan di dalamnya sebagian besar mati. Hiks hiks, termasuk gurame kesayangan saya. Meskipun demikian, ternyata kejadian pada hari ulang tahun saya itu membawa berkah bagi banyak orang. Ikan yang mati dibagi-bagi sampai berkilo-kilo ke orang-orang sekitar kami. Lemari es kami pun masih penuh meski begitu. Alhamdulillah... Padahal beberapa waktu lalu ortu saya mengeluh akan sulitnya memanen ikan...
Birthday is like buses, never the number you want, hehehe..
Hari burung (bird-day) merupakan plesetan dari Birth Day, yang artinya hari kelahiran, alias kemarin adalah hari ulang tahun saya.
Mengapa saya berharap hal yang sama terjadi seperti ulang tahun saya tahun lalu? Padahal, bila saya menyadari, banyak hal yang indah terjadi pada tahun ini.
Salah satunya, pertama, tentang kue. Sepanjang 2 tahun perjalanan saya di kantor, 2 ulang tahun di 2 tahun itu selalu saya yang membawa kue. Kue coklat torte buatan mama saya yang rasanya ajiiibb... Namun, di ulang tahun saya kali ini bukan saya yang membawa kue, melainkan teman-teman baik saya yang menyiapkan pesta kejutan untuk saya di kantor *terharu* (>.<)
Jangan tanya kenapa ada nama orang lain di kue itu *topsecret* (^.^)
Selalu kue dari Harvest. Haha, udah langganan sih, disetiap ada yang ultah, kita pasti pesen dari toko kue itu.
Yang kedua tentang perayaan. Saya selalu merayakan ulang tahun pribadi. Biasanya saya beli minuman soda atau juice untuk diminum dalam gelas sampanye dan merayakannya sendirian di kamar malam-malam. Ditemani lampu temaram dan musik sayup-sayup. Tapi pada ultah kali ini saya tidur lelap semalaman gara-gara besok paginya (10 November) harus datang pagi-pagi untuk ikut dalam acara pidato Obama di UI, Depok. Daaan...... Kesempatan seperti itu juga tidak terjadi tahun lalu. Ulang tahun saya dirayakan banyak orang karena juga bertepatan dengan hari pahlawan.
Ketiga, ketika tiada kue dibuat, dan orangtua saya terlalu sibuk (alhamdulillah masih bisa buat nasi kuning dan spagetti), begitu saya pulang kerja malam-malam, saya dikejutkan dengan banyaknya ikan di lemari es.
Ternyata, penanganan kolam di belakang rumah saya bermasalah dan ikan-ikan di dalamnya sebagian besar mati. Hiks hiks, termasuk gurame kesayangan saya. Meskipun demikian, ternyata kejadian pada hari ulang tahun saya itu membawa berkah bagi banyak orang. Ikan yang mati dibagi-bagi sampai berkilo-kilo ke orang-orang sekitar kami. Lemari es kami pun masih penuh meski begitu. Alhamdulillah... Padahal beberapa waktu lalu ortu saya mengeluh akan sulitnya memanen ikan...
Birthday is like buses, never the number you want, hehehe..
Ultah Berjamaah
Ucapan yang berkesan dari sekian yang posting di fb saya:
Alles gute zum Geburtstag!!!!
saya: (arti: selamat ulang tahuun!!-kayaknya)*mikir*
Wünsche dir alles gute
saya: (arti: idem-kayaknya)*garuk2*
(\_ (\ ...☺...☺...☺...☺...☺...☺...☺
(=' :') •♥•Ħάƿƿƴ ß✽Ðàƴ •♥•to u
(,('')('').☺...☺...☺...☺...☺...☺...☺
¸.•*´¨*•.¸¸.•*´¨*•.¸¸.•*´¨*•.¸¸.•*´¨*•.¸
♡̷̬̩̃̊ ƭð Ư ♡̷̬̩̃̊
♥̨Panjang u mur..
♥̨Diberikan kesehatan
♥̨Murah rezky
♥̨Sehat slalu..
AMIN..."
saya: *kerjap2mata* lucunya......
Latifah wrote:
"Happy birthday to you...I wish you happiness and successful in your life. Especially, love, family, job, health and everything that you want ya..Although I can't give you any grifts, now however I have only blessing and big heart to you ya....rindu sekali"
saya: *higs higs* (sebel belum bisa pergi ketempatmu)
like this (jempol)
Fans 1 (yang posting): HAPPY BIRTHDAY
saya: Whuaa foto siapa itu ???
Fans 2 (yang ikut2an ngeramein): Wah, Intan Nuraini
saya: ...... *speechless*
({}) ☺kªªªÿ ({})
(ʃ⌣ƪ) Ciluk ƪ(˚▽˚)ʃBaa!
••open my heart (◦ʃ⌣ƪ) ••
Mas Barry Datang
Lagi-lagi saya kali ini dapat keberuntungan kehormatan, untuk bertemu muka dengan presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. Kali ini dalam acara kuliah umum/pidato kepresidenan di kampus Universitas Indonesia, Depok.
Acara dan undangannya bertepatan dengan ulang tahun saya yang ke 25 (hm, udah tua, ya...). Saya beserta rombongan berangkat dengan bis ke tempat tujuan.
Sesampainya di lingkungan kampus UI, kami dicegat satuan pengaman presiden atau semacamnya untuk proses screening yang pertama, yaitu pemeriksaan pada bis yang kami tumpangi.
Selanjutnya kami turun dari bis di tempat yang telah ditentukan. Ketentuannya, kami tidak boleh membawa barang-barang selain pocket camera dan handphone. Otomatis di hari yang masih pagi menjelang siang kami tidak merasa kepanasan, namun ternyata proses screening tidak berhenti pada satu proses saja.
Kami mengantri untuk proses screening yang kedua. Antriannya itu, MasyaAllah, seperti kami mengantri untuk menonton konser! Bertumpuk-tumpuk+kepanasan dijemur kayak bikin ikan asin *keringetan*
Setelah berjam-jam di antrian, sampailah kami ke depan alat screening yang dijaga paspampres (secret service-nya AS). Buset, tegang juga. Secara badan mereka gede-gede gak kayak badan orang Indonesia.
Hahaha, setelah lolos segala macam proses screening, kami-khususnya saya masih menghadapi tantangan lainnya. Yaitu ngantri di toilet portable.
Amit-amit deh.....
Segala macam bentuk dan lokasi toilet pernah saya coba kecuali toilet di sawah dan toilet portable!
Bentuknya kayak telephone box, warnanya biru cerah, isinya satu toilet duduk untuk masing-masing box. Nah, kami harus mengantri juga disini. Hadooohh..... isinya itu lho. Ada sih alat semprotnya, tapi nggak ada alat flush-nya!! Jadi si kotoran itu langsung dibuang-entahkemana oleh si toilet *eneg*.
Udah gitu, emang gak ada bau sih, tapi toilet itu ngingetin saya akan toilet di kereta api yang lubang pembuangannya itu langsung ke jalan (rel kereta) *hoeekk*
Akhirnyaaa...... setelah perjuangan beberapa jam, alhamdulillah kami mendapat tempat duduk di bawah panggung podium, dan bukan di tribun. Sehingga kami dapat melihat wajah Mas Barry dengan jelas.
Qiqiqi, mohon maaf kepada rekan-rekan yang terpaksa dapat tempat duduk di tribun, saya yang datang agak belakangan malah dapat tempat yang enak. Orang sabar....
Setelah itu, Mas Barry datang sekitar jam 9 lebih, dengan pembukaan singkat, mulailah ia berpidato. Oh, boro-boro saya nyimak pidatonya. Saya sibuk ngeker-ngeker kamera untuk dapat foto ini, hahaha.
Selasa, 09 November 2010
Drama dan Pilkada
Ini film Korea kok kayaknya waktunya pas banget diputernya di TV... Tentang pemilihan walikota dan per-balaikota-an. Kalau yang nggak suka perpolitikan bisa cukup eneg dan jenuh ngeliat film ini. Tapi di negeri asalnya sendiri film ini terkenal bagus kok.
Highly recommended untuk ditonton dalam rangka menyambut pilkada Tang(e)sel(in) yang akan berlangsung tanggal 13 November nanti... *biar melek politik dikit...*
Ket. foto: Ni kartu pemilihan umum saya yang baru diberikan oleh ketua RT
Kamis, 04 November 2010
Ziarah Tanah Suci
Menebak judulnya berarti postingan kali ini adalah seputar naik haji.
Tidak salah karena gambarnya juga mendukung. Tapi, saat musim haji kali ini saya sedih sekali.
Apa pasal?
Well, orang bilang, naik haji itu jodoh, kalau sudah jodohnya, akan pergi berhaji juga, tidak peduli bagaimana caranya. Termasuk sumber pendanaan yang akan saya sedikit singgung disini.
Judul postingan kali ini terinspirasi oleh sms dan telpon sahabat dekat saya pada suatu pagi. Ia mengabarkan bahwa orang tuanya akan berangkat untuk naik haji pada hari itu, alias kemarin. Tak hanya sahabat saya, paman dan tante saya juga akan berangkat haji minggu depan. Selain itu, banyak postingan status teman-teman saya di situs jejaring sosial yang menyatakan bahwa orangtuanya sedang berangkat ke tanah suci.
Mungkin saya tidak akan sentimentil sekiranya orangtua saya tidak punya uang untuk melaksanakan rukun islam yang kelima itu. Banyak orang yang tidak punya uang maupun punya uang tapi tidak pergi ke tanah suci seumur hidupnya. Kasus saya agak membuat saya kesal, bagaimanapun juga.
Orangtua saya sudah mempersiapkan segalanya, termasuk perencanaan keuangan. Biaya naik haji, biaya nikah saya... *mikir* dan biaya pendidikan adik saya pun sudah dipersiapkan. Mereka sudah membuat perencanaan sampai ke detil-detil seperti itu. Investasi tahunan pun selalu menghasilkan dan dapat diandalkan.
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Karena kota Malang berada nun jauh disana *gaknyambung.com*. Uang yang sudah dipersiapkan itu dalam sekejab, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya... raib!
Seseorang yang tidak bertanggungjawab sudah melarikan uang tersebut, yang telah diinvestasikan orang tua saya, dengan kata lain kami ditipu orang. Harapan orangtuaku bisa naik haji sempat musnah seketika karena hal itu. Saya cuma bisa mengerjab-ngerjabkan mata karena bisa berarti pesta pernikahan ala cinderella yang sudah lama saya impikan itu hilang. Terakhir, mungkin orang tua saya harus banting tulang peras keringat lagi untuk membiayai pendidikan tinggi adik-adik saya. What an ironic scene!
Saya benar-benar mengeluarkan kesentimentilan saya saat berhadapan dengan situasi ini. Bagaimana tidak, semua yang sudah direncanakan dengan mulus tidak berakhir mulus. Tapi itulah takdir Tuhan, Kun Fayakun.
Ketika kesal, saya melihat sekeliling. Masih banyak orang yang hidupnya lebih sulit dari kami tapi mereka lebih bersyukur. Kenapa kami tidak bisa? Kami mencoba untuk itu pada akhirnya.
Saya kaget juga ternyata, banyak orang yang menggantungkan diri pada investasi yang juga dilakukan orang tua saya. Bahkan mungkin lebih parah... Ada orang yang sudah menunggu didatangi setan-setan dari bank untuk menyita rumah, barang, maupun uang. Rumahnya istimewa karena kayak istana raja (masih puteri mode on).
Pada akhirnya saya cuma bisa menelan ludah dan banyak berdoa serta bertaubat. Dengan keadaan yang sekarang, sudah beruntung kami masih diberikan rezeki yang tidak sedikit bila disyukuri. Masih banyak orang-orang yang menderita karena berbagai bencana yang tak henti menerpa negeri ini.
Tidak salah karena gambarnya juga mendukung. Tapi, saat musim haji kali ini saya sedih sekali.
Apa pasal?
Well, orang bilang, naik haji itu jodoh, kalau sudah jodohnya, akan pergi berhaji juga, tidak peduli bagaimana caranya. Termasuk sumber pendanaan yang akan saya sedikit singgung disini.
Judul postingan kali ini terinspirasi oleh sms dan telpon sahabat dekat saya pada suatu pagi. Ia mengabarkan bahwa orang tuanya akan berangkat untuk naik haji pada hari itu, alias kemarin. Tak hanya sahabat saya, paman dan tante saya juga akan berangkat haji minggu depan. Selain itu, banyak postingan status teman-teman saya di situs jejaring sosial yang menyatakan bahwa orangtuanya sedang berangkat ke tanah suci.
Mungkin saya tidak akan sentimentil sekiranya orangtua saya tidak punya uang untuk melaksanakan rukun islam yang kelima itu. Banyak orang yang tidak punya uang maupun punya uang tapi tidak pergi ke tanah suci seumur hidupnya. Kasus saya agak membuat saya kesal, bagaimanapun juga.
Orangtua saya sudah mempersiapkan segalanya, termasuk perencanaan keuangan. Biaya naik haji, biaya nikah saya... *mikir* dan biaya pendidikan adik saya pun sudah dipersiapkan. Mereka sudah membuat perencanaan sampai ke detil-detil seperti itu. Investasi tahunan pun selalu menghasilkan dan dapat diandalkan.
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Karena kota Malang berada nun jauh disana *gaknyambung.com*. Uang yang sudah dipersiapkan itu dalam sekejab, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya... raib!
Seseorang yang tidak bertanggungjawab sudah melarikan uang tersebut, yang telah diinvestasikan orang tua saya, dengan kata lain kami ditipu orang. Harapan orangtuaku bisa naik haji sempat musnah seketika karena hal itu. Saya cuma bisa mengerjab-ngerjabkan mata karena bisa berarti pesta pernikahan ala cinderella yang sudah lama saya impikan itu hilang. Terakhir, mungkin orang tua saya harus banting tulang peras keringat lagi untuk membiayai pendidikan tinggi adik-adik saya. What an ironic scene!
Saya benar-benar mengeluarkan kesentimentilan saya saat berhadapan dengan situasi ini. Bagaimana tidak, semua yang sudah direncanakan dengan mulus tidak berakhir mulus. Tapi itulah takdir Tuhan, Kun Fayakun.
Ketika kesal, saya melihat sekeliling. Masih banyak orang yang hidupnya lebih sulit dari kami tapi mereka lebih bersyukur. Kenapa kami tidak bisa? Kami mencoba untuk itu pada akhirnya.
Saya kaget juga ternyata, banyak orang yang menggantungkan diri pada investasi yang juga dilakukan orang tua saya. Bahkan mungkin lebih parah... Ada orang yang sudah menunggu didatangi setan-setan dari bank untuk menyita rumah, barang, maupun uang. Rumahnya istimewa karena kayak istana raja (masih puteri mode on).
Pada akhirnya saya cuma bisa menelan ludah dan banyak berdoa serta bertaubat. Dengan keadaan yang sekarang, sudah beruntung kami masih diberikan rezeki yang tidak sedikit bila disyukuri. Masih banyak orang-orang yang menderita karena berbagai bencana yang tak henti menerpa negeri ini.
Rabu, 03 November 2010
Mengisi Waktu Luang
Apa yang Anda lakukan dikala senggang? Jawabannya bisa bermacam-macam. Tergantung siapa Anda.
Tapi mbok ya pliss...... don't hate someone else's choice to spend their free time!
Ini foto saya sewaktu sedang foto bareng rekan-rekan satu angkatan di universitas yang sekarang (S2). Jas almamaternya warnanya sama dengan jas almamater S1 saya dulu. Well, jadi teringat... Oleh karena itu, foto ini sengaja saya edit menjadi hitam putih, biar berkesan jadul gitu. Foto teman-teman juga saya crop, demi menjaga nama baik dan privasi, seperti pada postingan yang lain.
Walaupun sampai kuliah kedua saya tidak menghayati bagaimana rasanya jadi almamater, saya tidak masalah, meskipun segelintir orang mempermasalahkan sikap saya yang sedikit cuek terhadap almamater. Haha, entahlah, wong tujuan saya cuma menuntut ilmu yang bermanfaat, dan kalau bisa mengamalkannya, kalau tidak bisa ya... lain lagi soalnya.
Saya selalu berniat belajar dengan sungguh-sungguh kalau saya sudah memilih sesuatu, seperti ini. Meskipun pada awalnya, saya katakan kepada orang-orang lain, bahwa saya kuliah lagi hanya untuk mengisi waktu luang....
Senin, 01 November 2010
Roadshow Putih
Hm, saya suka banget sama foto ini...
Btw, saya belum sempet cerita. Bulan September kemarin pas habis Idul Fitri, beberapa orang dari kami tiba-tiba berinisiatif untuk jalan-jalan silaturahmi ke rumah para sesepuh di kantor yang muslim.
Naa, karena masih dalam rangka Idul Fitri, maka tema baju kali ini adalah warna putih, untuk menunjukkan kebersihan diri. Halah...
Acara ini terselenggara berkat kerjasama teman-teman yang bersedia meminjami mobilnya sekaligus menjadi supirnya.Qiqiqiqiqi, mulanya kami tidak berharap, eeh, di rumah salah seorang sesepuh, kami yang masih single dapat uang sawer lebaran. Alhamdulillah....
Sutet di Lembah Hijau
What a wonderful world....
Hari minggu kemarin saya malas-malasan sedari pagi. Sekitar jam 6 pagi udah kebiasaan bangun pagi jadi melek gak bisa merem lagi. Hari minggu itu saya tidak berniat ikut tur gratis yang diadakan salah satu komunitas yang saya ikuti dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda.
Tumben saya nggak suka yang gratis-gratis...
Hm, intinya adalah saya ngebet berat mau nyari tas diskonan merek Charles&Keith yang lagi diskon 40% di mal baru di Jakarta, Central Park. Diskonannya berakhir kemarin, tanggal 31 Oktober.
Tapi akhirnya saya tidak jadi beli bahkan tidak jadi pergi juga. (T_T)
Karena cuaca pagi itu amat indah; mendung-mendung gimanaa gitu, maka orangtua saya mengajak saya jalan-jalan di pedesaan. Sebagai bagian dari program olahraga mereka dan kebetulan pagi itu tidak ada order/pesanan, maka momen itu dimanfaatkan ortu saya untuk jalan-jalan.
Tadinya saya menolak, secara saya berencana jalan-jalan juga siangnya untuk membeli tas seharga setengah juta. Tapi ortu saya gak kehabisan akal. Saya diiming-imingi melihat pemandangan yang superduper bagusnya.
Akhirnya saya tergiur dan mengeluarkan sepatu kets serta berganti pakaian olahraga.
Yaa... cerita akhirnya sudah bisa tertebak lah. Saya kecapean karena jalan-jalan pagi itu, dan udah males banget kalo harus berburu tas ke mal lagi nun jauh di Jakarta.
Tapi pemandangannya subhanallah bagus banget. Namanya lembah hijau (Green Valley), hanya berjarak beberapa menit berjalan kaki dari rumah saya. Meskipun indah, daerah disekitarnya tidak dibangun kawasan perumahan. Mengapa? Yah karena daerah tersebut berada pada kawasan Sutet.
SUTET adalah singkatan dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dengan kekuatan 500 kV yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien
Nah, tepat dibawah sutet tersebut dipakai penduduk untuk membuat kolam macam-macam ikan, kebun kacang, ubi, jagung, dsb, bahkan sawah. Pokoknya pemandangan hijau terhamparlah.
Ortu saya sempat menemui penduduk yang bertani disitu dan berbincang-bincang dengan mereka mengenai produksi taninya. Saya sempatkan pula memotret kacang yang baru dipanen untuk digunakan sebagai bahan pelengkap masakan sayur. Pasutri yang ditemui ortu saya tampaknya sangat ramah kepada kami. Bukan mereka saja, setiap orang yang kami temui menyapa kami dengan ramahnya. Agak aneh untuk saya yang tinggal di daerah pinggiran kota. Hm...
Dengan demikian, perjalanan saya kali ini saya rasakan lebih berarti daripada menghabiskan uang demi sekadar menghibur diri.
Ket. gambar terakhir: Putri di tengah kebun ubi, qiqiqiqi
Langganan:
Postingan (Atom)