Catatan Perjalanan ini merupakan pengalaman sehari-hari Nona Novi. Jangan lupa tinggalkan komentar yaa
Senin, 25 Mei 2009
Passer Baroe
Kawasan elit Jakarta pada tempo dulu katanya terletak di area ini, area Pasar Baru. Bentuk pasarnya lebih mirip ruko-ruko jadoel daripada berbentuk pasar tradisional biasa.
Pasar Baru dapat dikunjungi dengan naik bus transJakarta koridor BlokM-Pasar Baru, dengan transit sekali di shelter Harmoni.
Lokasinya cukup padat, dilintasi sungai bagian depan.
Nah, yang membuat saya tidak habis pikir dan lupa saya tanyakan pada guide yang mengajak kami tur ke daerah sekitar Pasar Baru adalah mengapa gerbang masuk Pasar Baru dibuat bergaya Tionghoa. Kok nggak dibuat bergaya keraton aja, hehehehe.
Barang yang dijual? Segala rupa sandang dan pangan manusia. Banyakan sih sandang. Kalau memasuki kawasan ini kita akan melihat kanopi yang amat tinggi di atas kepala kita sepanjang area pasar. Kemudian, selain toko-toko baru, kita juga akan menemukan beberapa toko-toko Cina yang masih eksyis, entah berjualan, atau gedung saja yang masih kokoh berdiri. Uniknya toko-toko ini memajang cermin kecil di bagian depan tokonya dekat ke langit-langit. Tujuannya kalau nggak salah supaya tidak kalah saing dengan toko serupa yang ada di depannya.
Hm... Kok sepintas mirip daerah pasar seni di Malaysia...
Sepaket dengan tur ini, kita bisa menjelajahi vihara Sin Tek Bio yang nyempil terletak di dalam Pasar Baru. Nyempil karena masuk gang.
Kalau kita berjalan terus dari gang tempat vihara Sin Tek Bio berada, kita akan sampai pada gang legendaris tempat terciptanya lagu Indonesia yang terkenal “Gang Kelinci”, dan sekaligus tempat bakmi “Gang Kelinci” yang tersohor pula. Nyammm... *lho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar