Dari semua topik/artikel yang ada di tabloid Nova edisi 6-12 Oktober, aku paling suka bahasan tentang Tiwul Yu Tum Naik Kelas. Judulnya ditulis besar-besar, 'Penggemarnya dari Wisatawan sampai Pak Sultan'. Terus terang, aku sendiri adalah penggemar tiwul. Dulu waktu kecil aku tinggal di Jawa Timur dengan nenekku yang suka makan tiwul, sega jagung dan gatot. Tak terasa, kesukaan nenek akan tiwul menular padaku. Meski sekarang aku tidak tinggal di Jawa Timur lagi, kalau aku main ke Jawa Timur, aku pasti membeli tiwul sebagai oleh-oleh maupun untuk dimakan sendiri. Di kota besar seperti Tangerang, tempatku tinggal sekarang, aku tidak tahu dimana tempat jual tiwul. Dengan adanya artikel tentang tiwul, aku jadi tahu bahwa makanan yang terbuat dari singkong ini juga dijual online, tentu saja dalam bentuk tiwul instan yang harus dimasak sendiri. Aku senang sekali sebagai penyuka makanan tradisional khas Indonesia!
Yang kuperhatikan dan kuacungi jempol dari artikel ini, karena topiknya mengangkat salah satu budaya bangsa, yang dikemas dalam cerita wirausahawan yang telah sukses. Dengan diangkatnya budaya bangsa, maka akan ada beberapa keuntungan yang didapatkan, oleh berbagai pihak. Dari segi wirausahawan, tentu saja hal ini menjadi promosi lokal yang bertaraf nasional. Dari segi kenegaraan, citra dan martabat tiwul sebagai salah satu makanan khas Indonesia akan terangkat dan keberadaan tiwul akan terus terpelihara. Dari segi media massa, dalam hal ini tabloid Nova, selain akan makin dicintai pembacanya karena artikel yang ditulisnya bermutu serta menginspirasi, juga akan mendapat keuntungan promosi kepada masyarakat lokal dimana tempat citra suatu produk diangkat. Contohnya dalam hal ini, tabloid Nova akan makin dikenal di daerah Wonosari, Gunung Kidul. Hal positif yang bisa didapatkan juga ialah hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara wirausahawan dengan tabloid Nova.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar