Kampus saya yang sekarang kehilangan 2 guru besarnya, alias profesor atau gelarnya disingkat Prof.
Kehilangannya sayang, bukan karena purna bakti alias pensiun, tapi mengeluarkan diri alias resign dari kampus. Yang satu, keluar karena diangkat jadi Rektor di universitas lain. Kasusnya, dia mau jadi rektor di universitas swasta nasional n gak terlalu terkenal pula. Yang satunya, emang keluar karena masa liburnya dari ngajar di Jerman udah berakhir. Yaa... nasip nasip......
Padahal, sekarang ini jamannya universitas-universitas seluruh Indonesia mengejar akreditasi dengan memburu atau hunting dosen-dosen yang mau homebase di universitas mereka. Secara, orang pinter di Indonesia itu banyak, tapi banyak yang kabur ke luar negeri karena taraf hidup yang lebih manusiawi. Lagian, jadi orang pinter di Indonesia banyak yang nggak diapresiasi pula.
Uh-uh, miris banget, kesannya menurut saya kok sekarang jadi kayak bajak-membajak pemain yang biasa ada di klub sepakbola sih??!!! Orang pinter yang langka, apalagi bergelar Prof, jadi rebutan di Indonesia, haha...
Kemudian waktu pulang dari kantor, di mobil saya masih teringat-ingat soal acara resign profesor itu. Kemudian entah darimana saya menyadari bahwa saya pernah mimpikan dia resign dari kampus.
Pulang ke rumah, saya langsung obrak-abrik lemari buku, nyari diary saya sebelum ini.
Begitu buka halaman, langsung saya temukan page yang membahas mimpi itu. Naah... ternyata saya sudah mimpi sebelumnya tertanggal 27 April 2010 lalu bahwa 'bapak tanda tangan', alias si profesor, akan resign dan semua orang menyesalkan kepergiannya.
Lho, aduuh... berarti tanpa sadar si nona beraksi nih??? Entahlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar