Kali ini gw mau nulis tentang pengalaman gw kemarin minggu (9 Agustus 2009) dengan orang Deplu.
Karena kebanyakan info adalah bersifat rahasia, jadi gw cuma nulis bagian perasaan gw aja.
Pertemuan gw ini sangat berkesan dan gak bakal gw lupain seumur hidup gw.
Alkisah pada suatu hari Sabtu, malam-malam gw dapat telp dari Ly, researcher dari Ministry of Foreign Affairs (MOFA) atau Deplu-nya negara Laos.
Dia mengabarkan kalau dia sudah datang di Indonesia dan meminta diadakan pertemuan besok minggunya di Pusdiklat Deplu. Well, detail pertemuannya dan kenapa bertemu gak bisa dijelasin gamblang sih.
Akhirnya, jadi pergi lah gw ke Pusdiklat Deplu, secara si Ly mau ada training diplomatik hari seninnya disitu juga.
Euh, karena telponnya dadakan, dan gw gak ada banyak persiapan, pagi-pagi gw langsung bakar CD buat bahan dikasihin ke dia. Trus pas di jalan, sialnya gw ketiduran, secara semalem beresin bahan-bahan buat pertemuan. Ketiduran biasa sih wajar, yang nggak wajar dan bikin gw ampe jantungan adalah gw ngelupain nama lengkap si Ly itu! Waduh, mana namanya sulit dieja dalam bahasa Indonesia...
Singkat cerita, akhirnya gw ketemu si Ly itu. Waaah, bincang-bincang panjang. Ya tentang hubungan Indonesia dan Laos, menjelang SEA Games 2009 yang akan berlangsung di Vientiane, Laos, situasi pasca pengeboman di Indonesia, gosip tentang bebas visa turis ke Laos-yang ternyata masih gak gratis, dsb.
Urusan gw udah beres sama Ly, eee... dia minta gw nyempetin ketemu sama perwakilan dari Laos yang lain. Gw pikir itu Sip, secara gw cuma kenal sama Sip.
Ternyata bukan. Dan gw gak tau posisi/jabatan mereka sampe gw mau pamit pulang!
Mereka bilang, Sip mendadak harus pergi ke Singapura malam itu. Jadi mereka yang datang, Pak Kum dan Pak Ya. Pak Kum dari ASEAN Secretariat di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta, dan Pak Ya, third secretary dari Lao Embassy di Jalan Patra Kuningan....
Akhirnya, gw pulang dengan capek banget. Capenya lebih karena waktu pertemuan yang jadi molor 4 jam.
Ni foto kita-kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar