Catatan Perjalanan ini merupakan pengalaman sehari-hari Nona Novi. Jangan lupa tinggalkan komentar yaa
Kamis, 24 Juni 2010
Kembali Belajar
Officially, akhirnya aku terdaftar juga menjadi siswa program Magister (S2) di salah satu universitas swasta terakreditasi baik *menghibur diri*.
Ugh, perjuanganku mendapatkan status mahasiswa kembali bener-bener bercucuran darah. Setelah bolak-balik lamar beasiswa luar negeri dan akhirnya gagal-total semua, setelah duit berjuta-juta amblas buat ngurus paspor, terjemahan, surat-keterangan-sakit (padahal aku nggak sakit), dan ngejar-ngejar ttd artis yang bernama profesor, akhirnya si nona menyerah pada kenyataan bahwa tak cukup kompeten untuk mendapatkan beasiswa.
Nah, karena keinginan dari lubuk hati yang banyak ikannya, maka aku pilih tetep lanjutkan sekolah dengan biaya sendiri. Geez... ujung-ujungnya mesti biaya sendiri, alias duit keluar lagi, hiks karena ortu gak sanggup biayai n aku malu dong kalo masih minta duit ke ortu .. *gaya.com*.
Beruntunglah aku dapat universitas yang terakui legalitasnya, tapi termurah sejagad universitas ditempatku. Beasiswa? Gak sih, bayaran perbulannya lumayan lebih murah dari adek yang masih di SMA, kayak bayar kredit motor tiap bulan. Haha....
Hiburan Harian
Oiiiii.......
Masih dalam rangka menyambut piala dunia 2010 di Afrika, si nona gak mau ketinggalan dong.
Nonton juga? Haha, enggak...
Karena si adek mendadak menyabotase tivi sekian jam perhari, maka si nona gak mau kalah.
Berhubung berita-berita lagi pada nyeritain kisah Aril dkk., jadi si nona nonton drama aja.
Drama ini baru aku tau beberapa hari yang lalu, jadi getol nonton gara-gara sakit yang bikin aku ngendon di rumah untuk waktu yang lama :-(. Drama ini dari Korea, judulnya Bad Housewife.
Ceritanya? Standar orang berumah tangga. Ringan n dikemas apik. Justru karena filmnya sederhana dan cukup lucu, makanya aku betah nonton beberapa hari ini. Mulanya aku eneg sih nontonnya, secara kisah ibu-ibu n bapak-bapak. Tapi selang beberapa waktu oke juga loh, banyak pelajaran yang bisa didapat untuk hidup bersama pasangan *mupeng*. Selain itu, biasanya di akhir film selalu ada tips-tips n ada filosofisnya juga.
Menurutku, Indonesia perlu nih bikin film kayak gini. Sederhana tapi mendidik.
*fotonya foto aku, hehehe*
Masih dalam rangka menyambut piala dunia 2010 di Afrika, si nona gak mau ketinggalan dong.
Nonton juga? Haha, enggak...
Karena si adek mendadak menyabotase tivi sekian jam perhari, maka si nona gak mau kalah.
Berhubung berita-berita lagi pada nyeritain kisah Aril dkk., jadi si nona nonton drama aja.
Drama ini baru aku tau beberapa hari yang lalu, jadi getol nonton gara-gara sakit yang bikin aku ngendon di rumah untuk waktu yang lama :-(. Drama ini dari Korea, judulnya Bad Housewife.
Ceritanya? Standar orang berumah tangga. Ringan n dikemas apik. Justru karena filmnya sederhana dan cukup lucu, makanya aku betah nonton beberapa hari ini. Mulanya aku eneg sih nontonnya, secara kisah ibu-ibu n bapak-bapak. Tapi selang beberapa waktu oke juga loh, banyak pelajaran yang bisa didapat untuk hidup bersama pasangan *mupeng*. Selain itu, biasanya di akhir film selalu ada tips-tips n ada filosofisnya juga.
Menurutku, Indonesia perlu nih bikin film kayak gini. Sederhana tapi mendidik.
*fotonya foto aku, hehehe*
Rabu, 23 Juni 2010
Taman-taman
Batal rencana plesir ke 'Maldives'nya Indonesia, alias pulau Tidung di Kepulauan Seribu tanggal 19-20 Juni, si nona ini jatuh sakit yang sama setelah setahun lamanya. Bedanya, dulu ada unsur-unsur nyari-nyari kerja & beasiswa. Kali ini nol total-alias totally sick!!!!!!!!!!
Kejadian buruk beruntun juga membuat nona makin deep drowning, bukan lagi deep down..
Masih ditambah pula dengan adanya 2 undangan nikah dari 2 orang yang buat tambah puyeng.
Satu dari nikahan anaknya G. K. Kardinah., dirut Pertamina, JMP, satu dari temen alumni tempat kerja yang sepantaran, KHS. Persamaannya adalah keduanya sama-sama berlokasi di TMII, hadoooh, jauh niannn.......... Kepikiran; biaya dandan, nyari baju, sopir, transport, waktu, pass masuk, karcis parkir, dan ...tentu saja, amplop yang diberikan, oh nooooooooo *nyengir kuda*
Jadi terpikir untuk meninggalkan dunia keartisan yang banyak memakan korban, terutama korban dompet yang isinya selalu pingin dimuntahkan, hahaha.
Kejadian buruk beruntun juga membuat nona makin deep drowning, bukan lagi deep down..
Masih ditambah pula dengan adanya 2 undangan nikah dari 2 orang yang buat tambah puyeng.
Satu dari nikahan anaknya G. K. Kardinah., dirut Pertamina, JMP, satu dari temen alumni tempat kerja yang sepantaran, KHS. Persamaannya adalah keduanya sama-sama berlokasi di TMII, hadoooh, jauh niannn.......... Kepikiran; biaya dandan, nyari baju, sopir, transport, waktu, pass masuk, karcis parkir, dan ...tentu saja, amplop yang diberikan, oh nooooooooo *nyengir kuda*
Jadi terpikir untuk meninggalkan dunia keartisan yang banyak memakan korban, terutama korban dompet yang isinya selalu pingin dimuntahkan, hahaha.
Selasa, 08 Juni 2010
Teh Gunung
'Leave nothing but footprints' kayaknya sudah mulai saya tinggalkan. Saya memulai untuk mendapatkan esensi dan kesenangan lain dari tempat wisata yang saya kunjungi.
Kali ini saya mau bercerita mengenai pengalaman saya dan teman-teman menghabiskan Jumat Gaol begadang di luar rumah tanpa menginap.
Awalnya kami berencana begadang semalam suntuk di warung 24 jam ala Puncak Pass, Cisarua. Kami menyewa mobil untuk pergi kesana. Ehhh... jam 3 dini hari saya udah ambruk, tidur di mobil karena gak kuat duinnnginnn. Dinginnya malam bisa dimaklumi karena hampir semalaman hujan turun mengguyur Puncak dengan tak henti-hentinya. Besoknya, banjir diinformasikan melumpuhkan kota Jakarta Selatan.
Tapi saya lagi nggak mau ngomongin banjir, jadi kita kembali ke acara di Puncak.
Anggota yang ikut sebagian sudah berkeluarga, sebagian lagi belum. Sebelum ikut, kami sudah diwanti-wanti agar tidak membawa anggota keluarga, apalagi yang bukan anggota keluarga (pacar;red.)
Lanjuttt... sekitar jam setengah 5 subuh, kami beranjak menuju masjid AtTaawun di puncak. Buat apa? Yah buat solatlah...
Secara saya selesai urusan lebih dulu, plus sempet cucimuka-gosokgigi-gantibaju, gak mandi karena gak boleh mandi, maka lanjutlah saya foto-foto narsis duluan.
Inget ortu inget keluarga, saya memutuskan membeli oleh-oleh ubi cilembu. Setelah tawar menawar alot, karena kami masih ngantuk, jadilah kami dapat ubi cilembu seharga 15 ribu untuk 2 kg. Sebenernya, mungkin saya bisa dapat harga yang tidak jauh beda di tempat lain, tapi namanya orang diberi buah tangan oleh orang yang habis berpergian jauh, yaa senang dong.
Kami melanjutkan perjalanan turun puncak sampe Gunung Mas. Hm, seperti arena outbond/wisata alam gitu deh. Bayar tiket masuk per orangnya 6000 perak pula *sigh*
Kami memilih tempat parkir di depan pabrik teh (kayaknya) Walini. Hmm...... bau harum proses pembuatan teh semerbak disepanjang jalan pabrik itu. Ada semacam cerobong asap yang mengeluarkan bau teh disamping pabriknya.
Pemandangan dan udaranya luar biasa segarnya. Terutama buat kami yang udah enek sama polusi kota besar. Foto-foto di area perkebunan pun jadilah...
Saya baru tahu, rupanya ada area teh yang masih muda, kuncup dan segar. Ada pula area teh yang (pohonnya) sudah tua, siap dipangkas agar trubus/bersemi kembali. Bagaimanapun, menyaksikan sunrise di tempat ini juga tak kalah asyiknya dengan memandangi perkebunan teh sepanjang mata memandang.
Selepas narsis pagi hari, tiba waktunya kami mengisi perut. Dengan bubur ayam seharga 6000 dan teh tawar hangat, cukuplah sudah mengisi perut yang keroncongan habis jalan-jalan. Hehe, ada juga teman-teman saya yang membeli sayur-sayur murah produksi daerah itu.
Hmm... jadi ingat Hari Hijau. Dulu waktu kuliah, saya pernah kerja sambilan di restoran. Nah, ketika mereka sedang belanja sayur besar-besaran, sayur rasanya melimpah ruah dimana-mana, hijau dan hijau. Makanya, pas waktu hari itu saya sebut Hari Hijau.
Kembali ke acara di Gunung mas. Puas kami makan, kami pun melangkahkan kaki untuk pulang.
Sewaktu di tempat parkiran mobil, tiba-tiba saya ingin berkunjung sebentar ke pabrik teh itu. Meskipun hanya bisa bertanya-tanya sedikit tentang pabrik dan proses pembuatan teh yang dilakukan di pabrik itu, saya sudah cukup puas. Hehe, tak lupa membeli oleh-oleh teh yang gak ada di pasaran juga.
Sekian edisi jalan-jalan kali ini. Highly recommended untuk acara ke Gunung Mas bersama keluarga. Entah sekadar foto-foto, berkunjung ke pabrik teh, ataupun berinteraksi dengan penduduk setempat.
Sudut Kota
Toko unik ini adanya di BSD City punya Pasar Moderen. Namanya Pasar Moderen, tapi kok jualan yang beginian yak... Or, saking 'Moderen' nih pasar, segala rupa barang juga ada, hihihi.
Tapi gak bakal nyesel koq dateng ke pasar yang jadi ikon tempat kuliner paling ngetop se BSD City, di kota Tangerang Selatan.
So, mau bilang apa lagi, kalo temans kebetulan mampir ke BSD City, gak lengkap rasanya kalo gak nyicip n wisata kuliner ke tempat ini.
Langganan:
Postingan (Atom)