Kamis, 29 Juli 2010

Meng-harga-i Diri


Berapa nilai dirimu?
Kamu yang menetapkan sendiri...

Kira-kira begitu. Seperti kutipan di blog orang:

“Belajar untuk bersikap ramah terhadap diri sendiri adalah penting, karena hanya dengan itu kita bisa menambah perhatian kita kepada orang lain. hubungan yang baik dengan orang lain hanya bisa tercapai kalau hubungan kita dengan diri sendiri berlangsung baik”. Busyeeeeeeeet…gampang sekali, tapi akan sulit melakukanya kalo kita ga pernah ada kemauan untuk mencobanya kekekekeke….

http://herifree.wordpress.com/2007/04/13/menghargai-diri-sendiri/

Jadi intinya, setelah saya sadari betul-betul, kita tidak meletakkan kebahagiaan diri kita terhadap sesuatu dari luar melainkan dari dalam. Berdasarkan hal itu, mulai sekarang saya ingat kembali hal yang telah lama saya lupakan: saya bisa memilih, bahagia atau tidak, dan memilih keadaan yang mendukung itu. Seperti halnya saya dapat memilih, BERAPA HARGA UNTUK DIRI SAYA

Rabu, 28 Juli 2010

Kisah Telur dan Tempe Gosong

Suatu malam, ibu yg bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari,
membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam ibu selesai menghidangkan
makan malam utk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata sapi, tempe goreng,
sambal teri dan nasi.

Sayangnya krn mengurusi adik yg merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit
gosong!
... ...
Saya melihat ibu sedikit panik, tapi tdk bisa berbuat banyak, minyak gorengnya
sdh habis.

Kami menunggu dgn tegang apa reaksi ayah yg pulang kerja pasti sdh capek,
melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa! Ayah dgn tenang menikmati dan memakan semua yg disiapkan ibu dgn
tersenyum, dan bahkan berkata, "Bu terima kasih ya!" Lalu ayah terus
menanyakan kegiatan sy & adik di sekolah.

Selesai makan, masih di meja makan, sy mendengar ibu meminta maaf krn telor &
tempe yg gosong itu & satu hal yg tidak pernah sy lupakan adalah apa yg ayah
katakan:

"Sayang, aku suka telor & tempe yg gosong."

Sebelum tidur, sy pergi utk memberikan ciuman selamat tidur kpd ayah, sy
bertanya apakah ayah benar-benar menyukai telur & tempe gosong?"

Ayah memeluk sy erat dg kedua lengannya & berkata, "Anakku, ibu sdh bekerja
keras sepanjang hari & dia benar-benar sdh capek,

Jadi sepotong telor & tempe yg gosong tdk akan menyakiti siapa pun kok!"

Ini pelajaran yg saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "Belajar menerima
kesalahan orang lain, adalah satu kunci yg sangat penting utk menciptakan
sebuah hubungan yg sehat, bertumbuh & abadi.

Ingatlah emosi tdk akan pernah menyelesaikn masalah yg ada, jd selalulah
berpikir dewasa. Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti punya alasannya
sendiri.

Janganlah kita menjadi org yg egois hanya mau dimengerti, tapi tdk mau
mengerti.

Tua itu pasti, tapi Dewasa itu PILIHAN.

(dari milis teman)

Jumat, 16 Juli 2010

Rehat Filsafat

















Saya ingin membagi artikel dari milis pengajian di tempat saya seperti di bawah ini. Seperti dikatakan dalam program MTGW di televisi, hal yang merupakan rezeki terbesar bagi manusia adalah iman. Dengan begini setidaknya kita bisa bijaksana menentukan prioritas hidup dan hal-hal apa yang perlu mendapat perhatian dalam hidup kita.

TOPLES MAYONES
Manakala hidupmu tampak susah untuk dijalani ... manakala 24 jam sehari terasa
masih kurang ... ingatlah akan toples mayones dan dua cangkir kopi.
* * * * <<...>>

Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat dan mempunyai beberapa
barang di depan mejanya.


Saat kelas dimulai, tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil sebuah toples kosong mayones yang besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf.Kemudian dia berkata pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka menyetujuinya.Kemudian dia mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.Kemudian dia bertanya pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh.Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples ... Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh .... Paramurid dengan suara bulat
berkata, "Yes" ... Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dari bawah meja dan menuangkan
isinya ke dalam toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Paramurid tertawa ....
"Sekarang," kata profesor ketika suara tawa mereda, "Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu."
"Bola-bola golf adalah hal-hal yang penting - Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan para sahabat"
"Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh."
"Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil."
"Pasir adalah hal-hal yang lainnya -- hal-hal yang sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples," lanjut profesor, "Maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf.. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian."
"Jadi ..."
"Beri perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu."
"Bermainlah dengan anak-anakmu."
"Luangkan waktu untuk check up kesehatan."
"Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam"
"Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah dan memperbaiki perabotan."
"Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf -- Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasir-nya."
Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kopi mewakili apa?"
Profesor tersenyum
"Saya senang kamu bertanya."
" Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah begitu penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat... "

* * * * *
Bagikanlah dengan "bola-bola golf" yang lain
Seperti yang telah saya lakukan .....

Kamis, 15 Juli 2010

Binatang Sirkus


Probably, I'm not happy....



JAKARTA, KOMPAS.com — Cinta cenderung bermakna luar biasa bagi seseorang. Luar biasa indah rasanya menurut mereka yang hidup dalam pelukan cinta, tetapi dapat juga luar biasa menyakitkan bagi mereka yang merasa dikhianati atau dikecewakan oleh cinta. Entah itu terhadap orangtua, anak,lawan jenis(pasangan), dan lainnya, cinta memang luar biasa.

Seorang guru besar Psikologi Klinis dari Fakultas Psikologi UGM yang telah melanglang buana di berbagai penjuru dunia untuk mengajar, Prof Yohana E Prawitasari, dalam sebuah semiloka psikologi mengungkapkan, ”Apa sih sebenarnya yang dibutuhkan oleh setiap orang? Pada dasarnya dalam hidup ini yang diperlukan oleh setiap orang adalah cinta.”Ungkapan di atas mungkin terasa melankolis. Lho, kok, seorang profesor psikologi menyatakan sesuatu yang tidak berbeda dengan para seniman? Ya, memang tidak berbeda dengan para seniman. Secara empiris, psikologi menemukan bahwa untuk dapat sehat secara mental, yang diperlukan seseorang adalah cinta. Lebih dari itu, dengan transendensi, kita dapat menemukan kebenaran
universal bahwa memang kita ini hidup dari cinta, hidup oleh cinta, dan juga untuk cinta.

Viktor Frankl, seorang psikiatris yang riwayat dan karyanya luar biasa mengagumkan, dalam bukunya Man’s Search for Meaning berkata: “Suatu pemikiran mengubah saya: Untuk pertama kali dalam hidup, saya menyadari kebenaran dalam syair kebanyakan penyair, kebijaksanaan akhir para ahli pikir. Kebenaran bahwa cinta adalah tujuan utama dan tertinggi yang dapat dicapai manusia. Lalu, saya menangkap makna rahasia terbesar yang melingkar dalam syair, dalam pikiran dan keyakinan manusia, yaitu penyelamatan manusia diperoleh lewat cinta dan di dalam cinta.”

Seorang psikolog lain, Meninger, menulis: ”Cinta itu menyembuhkan. Cinta menyembuhkan mereka yang memberikan cinta, dan juga mereka yang menerimanya.”
Berikut ini kita belajar mengenai cinta yang menyembuhkan, cinta yang sehat, yang diungkapkan oleh para ahli psikologi pada masa lampau.

Cinta tak bersyarat
Dalam mencinta, yang terjadi adalah: cinta bersyarat atau cinta tak bersyarat. ”Tidak ada kemungkinan ketiga!” kata John Powell, konselor dan penasihat spiritual.

Bila untuk mencintai kita memerlukan syarat, maka cinta itu bukan cinta sejati. Cinta sejati adalah harus dan merupakan hadiah yang diberikan secara cuma-cuma.

Kita benar-benar cinta bila orang yang kita cintai mendapatkan cinta kita, bukan karena ia pantas menerima cinta kita. Disebut pantas karena cantik, anggun, ganteng, baik hati, dan sebagainya. Kita sadar bahwa orang yang kita cintai bukanlah orang yang terbaik, bukan orang yang paling hebat, bukan yang paling cocok.

Namun, itu semua tidak menjadi persoalan. Yang penting adalah bahwa kita telah memilih untuk memberikan kepada orang yang kita cintai berupa cinta kita, dan juga telah memilih untuk mencintai kita. Dalam kondisi inilah cinta dapat tumbuh dengan baik.

Erich Fromm, psikolog yang terkenal dengan bukunya, The Art of Loving, menulis tentang cinta tak bersyarat. Menurut Fromm, cinta tak bersyarat berhubungan langsung dengan kerinduan yang paling dalam, bukan hanya kerinduan pada anak, melainkan kepada setiap manusia.

Sebaliknya, orang yang dicintai karena alasan pantas atau dianggap berhak menerima cinta selalu menimbulkan keraguan: mungkin saya tak dapat membahagiakan orang yang saya inginkan dapat mencintai saya atau mungkin selalu ada rasa cemas, jangan-jangan suatu waktu cinta akan lenyap.

Selain itu, cinta yang didapat karena alasan pantas menerimanya selalu meninggalkan rasa getir dalam kesan bahwa orang dicintai bukan karena dirinya, melainkan karena kemampuannya membuat orang lain senang. Ini bukan cinta, melainkan manipulasi!

Seperti binatang sirkus
John Powell menegaskan bagaimana cinta tak bersyarat mendukung perkembangan pribadi. Cinta yang banyak terjadi adalah cinta yang membelenggu. Tanpa sadar, banyak orangtua memperlakukan anak seperti binatang sirkus, yang dihukum atau diupah agar berperilaku persis seperti yang diinginkan tuannya.

Demikian pula suami terhadap istri atau sebaliknya. Cinta seperti ini berisiko menimbulkan luka batin dan bersifat merusak (destruktif). Powell mengungkapkan sebagai berikut:

Kita telah lama menganggap bahwa koreksi, kritik, dan hukuman dapat mendorong perkembangan dan pertumbuhan. Kita terbiasa membenarkan cara-cara destruktif untuk menutupi ketidakbahagiaan dan ketidaklengkapan kita. Contohnya, penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini mengungkapkan bahwa 80 persen narapidana di negeri ini menerima perlakuan keras dan kejam ketika masa
kecil.

Baru akhir-akhir inilah ilmu perilaku mengungkapkan bahwa cinta tak bersyarat merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan orang mengembangkan kepribadian yang manusiawi.

Kehendak bebas merupakan salah satu faktor dalam hidup manusia. Setiap orang harus menyatakan ”ya” untuk pertumbuhan dan integritas pribadinya, tetapi ada prasyarat: harus ada orang yang mendorong kita untuk percaya pada diri sendiri dan menjadi diri sendiri. Ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar mencintai kita.

Kalau kita bicara tentang cinta tak bersyarat, kita akan teringat orangtua yang bersikap manipulatif. Ada orangtua yang hanya memberikan kasih sayang dan penguatan kepada anak bila keinginannya terpenuhi: bila nilai rapor bagus, patuh, dapat menimbulkan rasa bangga orangtua, dan lainnya. Kita juga teringat bahwa banyak hubungan suami atau istri seperti demikian.

Begitulah yang sering terjadi. Hubungan suami-istri atau orangtua-anak tak lebih dari saling tukar: yang satu menjual, yang lain membayar; bukan lagi cinta tak bersyarat.

Kita sering kali tidak menghiraukan cinta tak bersyarat yang mendasar. Orang yang kita manipulasi kita beri hadiah tertentu karena telah memenuhi keinginan kita. Kita meletakkan kepada mereka identitas pribadi yang kita pilihkan. Kita letakkan mereka di sudut sempit dalam kehidupan ini dengan hanya membolehkan mereka menjadi seperti yang kita inginkan. Padahal, cinta tak bersyarat bersifat membebaskan.

M.M Nilam Widyarini M.Si
Kandidat Doktor Psikologi


Pals n Gals


Hueheuheuheu.....

Asik banget sih barengan geng asik di kantor.

Contohnya foto ini saya dapat pas saya ditraktir temen yang lagi ultah. Apa sering? Akhir-akhir ini lumayan sering, hehe.

Trus, apa saya juga harus traktir kalo saya ultah? Nggak. Hehe, karena saya anggota muda, maka saya senyum-senyum aja, lagian nggak wajib kok.

Geng kayak gini ada positif-negatifnya di kantor.

Positifnya, meredakan stres, makin banyak narsis dengan foto-foto, makin sering jalan-jalan n makan-makan, tau mode n gosip terbaru juga.

Negatifnya? Parah. Dari mulai makin sering memuntahkan duit (yang amblas kayak diambil anak jin, xixixi), sampe dikira kelompok serikat pekerja yang mau demo nuntut perbaikan sistem penggajian. Haha.

Anyway, dimanapun kau mendapatkan temannya atau teman macam apapun yang ada didekatmu sekarang, friend will always be there to help you and cheer you up ('v')





Rabu, 14 Juli 2010

Komunikasi Lancar

Ni mau ngomongin bahwa pada akhirnya Nona Novi MENYERAH... pada kenyataan kalo dia harus ganti Hp.

Hp semula begitu asiknya. Niatnya juga beli Hp yang pertama ini karena kepingin bisa nonton TV pas keluar negeri. Fasilitasnya juga oke punya, menurutku, sebagai Hp kelas ekonomi. Ada pemutar MP3, kamera 2mp, radio, perekam, TV, touch screen, bluetooth, external memory card 1G, internet dengan layar besar, dst.



Kondisi sekarang: Batere (dikasih 2 buah) 22-nya soak&kembung, badan Hp terbelah jadi 2 sampe dikaretin, casing permanennya karatan sehingga menyebabkan nyetrum kalo disentuh pas waktu dicas, charger udah ganti serep pake charger Hp lain juga mati idup pas waktu ngecas, kualitas pemutar suara udah gak bagus jadi bikin lagu yang diputer banyak yang missing lyrics, kalo lagi telpon/nerima telpon suka mati sendiri Hp-nya. Satu kartu GSM cuma bisa buat nelpon dan gak bisa buat sms, casing belakang buat nutup batere udah gak bisa dipake nutup lagi, batere cuma kuat ampe setengah hari doang (T_T).

Akhirnya dengan terpaksa Nona mewafatkan Hp ini. Ganti Hp baru de....

Hp baru yang dibeli dengan harga sama. Kudu sama harga pokoknyaa!! Lagipula saya lagi nabung untuk program masa depan, jadinya yah, gadget boleh update hampir tiap taon ganti, tapi harga harus serupa.



Sebenernya sih saya kurang suka juga dengan Hp baru ini. Tapi entah kenapa saya jadi set walpapernya bunga-bungaan warna pink n pasang gantungan Hp Helo Kitty warna pink dan giok bentuk bunga warna merah.

Kondisinya: Baru bisa dibuat fb doang (lumayanlah), tanpa TV, slot kartu GSM cuma satu, gratis memory card 1G, ada kamera 2 mp juga, ada pemutar MP3, radio, perekam, keypad keras, tanpa layar sentuh, tampilan glossy bagus bet, casing depan besi lagi *duh rawan karat* tapi casing belakang warna Magenta keren, games rada banyak, ukuran kecil dan slim. Yah intinya ada plus minusnya sih. Tapi alhamdulillah akhirnya kebeli juga Hp baru, terhadap orang yang nggak gitu suka gadget yang rumit-rumit kayak saya Hp ini oke punya kok, hehehe...

Selasa, 13 Juli 2010

Tertawalah!























Tertawalah! Anda Akan Sehat dan Berumur Panjang

TRIBUNnews.comTRIBUNnews.com – Rab, 26 Okt 2011


TRIBUNNEWS.COM - Tidak suka dengan humor? Pikir sekali lagi. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa memanjakan selera humor Anda bisa memperpanjang
usia, membuat hidup lebih sehat.

Tertawa tidak saja melunturkan stres, meningkatkan kehidupan sosial, dan
menurunkan tekanan darah, tapi juga mendorong sistem kekebalan tubuh. Tambah
lagi, humor menjadi lebih bernilai ketika umur semakin bertambah, dan
dikaitkan dengan kehidupan yang memuaskan. Begitu penelitian yang dilakukan
di Swiss.

Ingin tahu lebih banyak tentang sisi kesehatan dari humor? Simak 5 fakta
mengejutkan dari sisi kesehatan dari humor yang dimuat BBC.

* Lebih mudah bernafas
"Sembilan puluh prosen tertawa melibatkan pernafasan yang dalam," kata Dacher
Keltner, Ph.D., guru besar psikologi di University of California di Berkeley
dan penulis buku Born to Be Good. "Ketika menghembuskan nafas, denyut nadi
dan tekanan darah turun dan Anda memasuki kondisi tenang. Anda akan merasakan
sensasi pelepasan dari tertawa."

* Hubungan yang lebih baik.
Pasangan yang menceritakan lelucon ringan dan ikut tertawa untuk meredakan
ketegangan cenderung memiliki perkawinan yang lebih baik, kata psikolog John
Gottman, Ph.D., dari Gottman Institute, pusat konseling masalah hubungan
sosial di Seattle.

* Melawan stres
Tertawa bisa menurunkan hormon stres dopac, kortisol, dan epinephrine sampai
berturut-turut 38%, 39%, dan 70% menurut penelitian di Loma Linda University,
California. Penelitian di Universitas Maryland dengan mempertontonkan film
pendek, mereka yang menonton film jenaka mengalami peningkatan aliran darah
ke jantung sebanyak 22%.

* Merasa lebih sehat
Tertawa tak hanya melepaskan ketegangan, tapi juga membuat Anda lebih sehat.
Orang yang tertawa 10 - 25 kali sehari lebih sedikit terkena penyakit
dibandingkan dengan mereka yang kurang dari jumlah itu dalam seharinya.
Begitu menurut penelitian International Journal of Medical Sciences tahun
2009.

* Bekerja lebih baik
Menurut survei Men's Health, dari hampir 600 lelaki yang menjadi responden,
73%-nya menyatakan bahwa memiliki selera humor membuat mereka lebih baik
dalam bekerja.

Jumat, 02 Juli 2010

Nostalgia Kuliah

















Seorang temen mengunggah gambar ini untuk di-tag di fesbuk. Haha, ini masa-masa kuliah dulu, di fakultas bahasa dan seni, fakultas saya. Btw, gambar saya kok nggak ada yaa....

Seragam

School change, uniform change....

Haha, masih inget film 3 Idiot. Nah, apa kabar bulan Juli?

Yang jelas, aku udah dibuat pusing sama tugas kuliah yang lumayan meres otak n keringet. Soalnya buat paper, bahasa Inggris yang minta ampun~karena bahasa Inggrisku grammarnya ancur minah, jadi deh ngerjain tugas tuh rasanya berabad-abad. Tapi aku masih mending lah, hehe, temen sekelompokku malah lebih parah; bapak-bapak stw yang udah lama gak liat makalah *peace...*

Pertama kuliah, langsung disinggung soal atribut berpakaian, oh noooo............
Masa aku harus gaya-gaya pake blazer di udara yang puanas kayak hari kantor biasa sih?!

Building image, kata si dosen. Dikupingku lebih kedengeran kayak; image lajang setengah tua (stw) gak laku-laku yang gila kerja ampe sabtu juga pake baju kerja, geezzzzz. Nope, I really think that I'm too early too enter master's degree course!!!!!!!!

Jadi yah begini lah, bajuku waktu kuliah sarjana n waktu kuliah magister. They are totally different person, mate ...



Before & After