Rabu, 19 Agustus 2009

Proklamasiku




Judulnya sih gitu... tapi sebenernya postingan kali ini memang dalam rangka share pengalaman kemarin, sehari sebelum hari kemerdekaan bangsa kita yang tercinta ini.

Hm, entah kenapa lagi-lagi si Nona nyasar ke acara beginian.
Tiba-tiba ikut parade gede-gedean.

Berawal dari keisengan semata dapat membawa si Nona foto bareng mobil No. 1 Republik dan mobil No. 1 Indonesia, komunitas ontel, dll.



Acaranya ternyata bukan sekadar jalan-jalan biasa. Seperti waktu Nona bawa bendera, dalam acara Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional, ini juga serupa, tapi tak sama.

Arak-arakan karnavalnya rupanya diawali dengan anggota paskibra yang duluan upacara, diikuti pasukan marching band yang lumayan rame. Terakhir, diikuti oleh kita, peserta napak tilas proklamasi 2009.



Buset dah, stasiun TV apa juga kalo dicari pasti ada di sana. Secara, acaranya resmi dan rada memacetkan kota Jakarta.



Asiknya sih, dapet kaus gratis, snack gratis, lainnya? Narsis-narsis dengan kamera sendiri-sendiri.

Rutenya dari Gedung Juang '45, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dan berakhir di Tugu Proklamasi.

Ee..gak nyangka, ada acara pidato-pidatoan sama ibu Mutia Hatta, anaknya Bung Hatta, mantan orang nomor dua Indonesia.

Lilin oh lilin

Beberapa Sabtu lalu ceritanya si Nona masuk kantor, dalam rangka lembur.

Eh, Sabtu kali ini berkesan sekaligus bikin si Nona sempet jantungan juga....

Ceritanya begini....
Ketika si Nona lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas di komputer, eh... tiba-tiba gak ada angin gak ada ujan, belum gajian pula... tempat lilin yang ada di luar ruangan Nona, dan menduduki posisi diatas meja kaca, jatuh seketika.

Halah! Suaranya bikin orang jantungan aja, secara gak ada orang lain lagi di sana. Jelas dong, membuat si Nona terpana.

Kenapa coba....

Pake jatuh 2 x lagi tuh tempat lilin... Gak ada orang dan gak ada yang megang.



Hu-uh, hari geneeeee pake diusili juga, kena deehhh!!!!!!

Masalahnya, bukan ketakutan diusilin, tapi takut dimarahin... yang punya ntu tempat lilin.
*Kalo ampe pecah kan jadi evidence, dan sapa culprit-nya? Satu-satunya orang yang ada di sana ya gw dong* Gak mauuuuuuuuuu..........

Senin, 17 Agustus 2009

Stained Glass NHM




















Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia adalah perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan, pada akhirnya menjadi Museum Bank Mandiri yang kita kenal sampe sekarang di daerah Kota Tua Jakarta.


















Bergaya di depan kaca warna warni.
















Museum ini termasuk satu yang eksis di Jakarta. Alhamdulillah....

Let's go to Jakarta!

Selasa, 11 Agustus 2009

Pertemuan Hari Minggu

Kali ini gw mau nulis tentang pengalaman gw kemarin minggu (9 Agustus 2009) dengan orang Deplu.
Karena kebanyakan info adalah bersifat rahasia, jadi gw cuma nulis bagian perasaan gw aja.

Pertemuan gw ini sangat berkesan dan gak bakal gw lupain seumur hidup gw.

Alkisah pada suatu hari Sabtu, malam-malam gw dapat telp dari Ly, researcher dari Ministry of Foreign Affairs (MOFA) atau Deplu-nya negara Laos.

Dia mengabarkan kalau dia sudah datang di Indonesia dan meminta diadakan pertemuan besok minggunya di Pusdiklat Deplu. Well, detail pertemuannya dan kenapa bertemu gak bisa dijelasin gamblang sih.

Akhirnya, jadi pergi lah gw ke Pusdiklat Deplu, secara si Ly mau ada training diplomatik hari seninnya disitu juga.

Euh, karena telponnya dadakan, dan gw gak ada banyak persiapan, pagi-pagi gw langsung bakar CD buat bahan dikasihin ke dia. Trus pas di jalan, sialnya gw ketiduran, secara semalem beresin bahan-bahan buat pertemuan. Ketiduran biasa sih wajar, yang nggak wajar dan bikin gw ampe jantungan adalah gw ngelupain nama lengkap si Ly itu! Waduh, mana namanya sulit dieja dalam bahasa Indonesia...

Singkat cerita, akhirnya gw ketemu si Ly itu. Waaah, bincang-bincang panjang. Ya tentang hubungan Indonesia dan Laos, menjelang SEA Games 2009 yang akan berlangsung di Vientiane, Laos, situasi pasca pengeboman di Indonesia, gosip tentang bebas visa turis ke Laos-yang ternyata masih gak gratis, dsb.

Urusan gw udah beres sama Ly, eee... dia minta gw nyempetin ketemu sama perwakilan dari Laos yang lain. Gw pikir itu Sip, secara gw cuma kenal sama Sip.

Ternyata bukan. Dan gw gak tau posisi/jabatan mereka sampe gw mau pamit pulang!

Mereka bilang, Sip mendadak harus pergi ke Singapura malam itu. Jadi mereka yang datang, Pak Kum dan Pak Ya. Pak Kum dari ASEAN Secretariat di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta, dan Pak Ya, third secretary dari Lao Embassy di Jalan Patra Kuningan....

Akhirnya, gw pulang dengan capek banget. Capenya lebih karena waktu pertemuan yang jadi molor 4 jam.

Ni foto kita-kita.

Kamis, 06 Agustus 2009

Theater Schouwburg Weltevreden
















Cihuuuii.... Ini satu lagi jalan-jalan di daerah dekat Pasar Baru.

Begitu turun dari shelter busway Pasar Baru, kita akan disambut oleh gedung tua ini, Gedung Kesenian Jakarta.

Gedung Kesenian Jakarta ini bergaya neo-renaisance dan dibangun tahun 1821 di daerah Weltevreden (bahasa jaman dulu), dulunya disebut sebagai Theater Schouwburg Weltevreden, atau dikenal juga sebagai Gedung Komedi. Katanya, ide munculnya gedung ini berasal dari Gubernur Jenderal Belanda, Daendels, yang kemudian direalisasikan oleh Gubernur Jenderal Inggris, Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814. Gedung ini dibentuk dengan gaya empire oleh arsitek Mayor Schultze.[info dari Wikipedia]




















Hm, websitenya juga ada lho, memaparkan agenda kegiatan yang akan diselenggarakan di sana. Kebanyakan teater ya, atau pertunjukan musik skala kecil. Berminat sih datang, tapi berhubung semua kegiatannya dilaksanakan malam hari yaah... jadinya agak terkendala transportasi gitu lho.

Anyway, tempat ini bagus kok. Bagian dalamnya mewah. Cuma ya itu, kalau siangnya tak ada acara atau kegiatan, tempat ini ditutup dan tidak terbuka untuk umum.